JAKARTA, KOMPAS.com - PLN kembali menambah jaringan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang diresmikan untuk pertama kalinya di Sumatera Barat (Sumbar).
Kehadiran charging station tersebut diharapkan bisa meningkatkan minat masyarakat terhadap kendaraan listrik.
Direktur Regional Sumatera dan Kalimantan (Diregsumkal) Adi Lumakso mengatakan, transisi energi menggunakan kendaraan listrik diperlukan guna menjaga ketersediaan energi di masa mendatang. Selain itu juga memperbaiki neraca perdagangan dengan mengurangi impor energi.
"Kendaraan listrik sejalan dengan misi industri non emisi yang sedang digalakkan oleh berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia," kata Adi dalam keterangan resminya, Jumat (14/1/2022).
Baca juga: Tak Ada Kejelasan, Daihatsu Pertanyakan Aturan Main Mobil Rakyat
"Pada pertemuan G20 dan COP26, Indonesia mencanangkan Net Zero Emission pada 2060 sehingga diperlukan percepatan program transisi ke penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan khususnya transportasi melalui akselerasi penggunaan kendaraan listrik," lanjutnya.
Sementara itu, General Manager PLN UIW Sumbar Toni Wahyu Wibowo mengatakan, charging station yang diberi nama SPKLU PLN UIW Sumbar 01 tersebut diharapkan jadi pioner stasiun pengisian daya kendaraan berlistrik selanjutnya di lingkungan Sumatra Barat.
Hal tersebut dibutuhkan dalam mendukung pertumbuhan penggunaan kendaraan listrik yang cepat atau lambat, bakal menjadi kendaraan yang banyak digunakan pada masa mendatang.
"PLN siap berkolaborasi dengan seluruh stakeholder baik itu Pemerintahan Provinsi dan Daerah, seluruh Instansi Pemerintahan, BUMN, BUMD dan lain sebagainya melalui partnership penyediaan SPKLU berbasis Sharing Economy Model," ujar Toni.
Adapun SPKLU perdana di Sumbar memiliki spesifikasi yang tersambung daya 82,5 kVA dengan tegangan 380 Volt. Panjang shelter stasiun sebesar 1,37×0,58 meter yang dapat menampung dua mobil listrik sekaligus untuk pengisian bersamaan.
Baca juga: Besok, Kemenhub Pastikan Layanan BTS di 5 Kota Beroperasi Lagi
SPKLU sudah mengusung teknologi fast charging berdaya DC 50 kW dan AC 22 KW. Diklaim untuk pengisian dari 0 persen sampai penuh atau 100 persen, hanya membutuhkan waktu tunggu sekitar 1,5 jam untuk kapasitas baterai kendaraan listrik rata-rata saat ini.
Toni menjelaskan, beberapa kelebihan menggunakan kendaraan listrik, dari segi biaya operasional, kendaraan listrik terbukti lebih hemat sekitar 60 persen.
"Sementara dari segi perhitungan emisi, kendaraan listrik cenderung lebih ramah lingkungan dibandingkan kendaraan konvensional," kata Toni.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.