Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JLS Rawan Kecelakaan, Diusulkan Pembangunan Jalur Penyelamat

Kompas.com - 05/01/2022, 07:22 WIB
M. Adika Faris Ihsan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Belum lama ini terjadi lagi kecelakaan maut yang melibatkan empat truk dan dua sepeda motor di Jalan Lingkar Salatiga (JLS), Jawa Tengah, tepatnya  Senin (2/1/2022) pukul 07.15 WIB.

Insiden yang menewaskan seorang pengendara motor ini diakibatkan sebuah truk tangki yang mengangkut lem mengalami gangguan fungsi rem.

Menurut Kasatlantas Polres Salatiga AKP Arfian Riski Dwi Wibowo, JLS memiliki sejumlah titik rawan karena kerap terjadi kecelakaan lalu lintas yang memakan korban jiwa. Usulan pembangunan jalur penyelamat pun mulai dikemukakan.

Baca juga: Siap-siap, Pelat Nomor Kendaraan Bermotor Bakal Dipasang Cip

Ia menilai, jalur penyelamat termasuk kelengkapan sarana prasarana di jalan yang perlu jadi prioritas utama, mengingat di JLS dari arah Solo menuju Semarang memiliki kontur menurun yang cukup panjang.

Kecelakaan akibat pecah ban terjadi di Jalan Lingkar SalatigaKOMPAS.com/IST Kecelakaan akibat pecah ban terjadi di Jalan Lingkar Salatiga

“Kami berharap pemerintah bisa segera membangunkan jalur penyelamat di JLS. Sebab kondisi jalan rawan terjadi kecelakaan disebabkan oleh gagal fungsi rem,” kata Arfian dalam keterangannya, Selasa (4/1/2022).

Dari hasil koordinasi bersama sejumlah pemangku kepentingan, pembangunan jalur penyelamat di JLS masih dalam tahap kajian, termasuk lokasi tepatnya.

Baca juga: Pengemudi Bus Ugal-ugalan Sama seperti Pasien Rumah Sakit Jiwa

Oleh sebab itu, Arfian mengimbau kepada pengelola dan pengemudi truk untuk selalu mematuhi daya angkut, tidak menambah dimensi kendaraan, serta rutin mengecek sistem pengereman.

Sebab, muatan truk yang melebihi daya angkut jadi salah satu faktor penyebab terjadinya gagal rem dan berujung pada kecelakaan lalu lintas.

“Kalau muatannya melebihi tonase, rem jelas tidak mampu. Sehingga rem cepat panas dan akhirnya terjadi gagal fungsi. Karena itu, kami imbau para sopir truk jangan berlebihan bawa muatan,” ujar Arfian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com