JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah model dan varian mobil baru dikabarkan akan meluncur di Indonesia pada November ini. Ditambah dengan stimulus dari pemerintah berupa diskon PPnBM serta tambahan potongan harga di tiap diler, tentu jadi daya tarik bagi masyarakat yang butuh kendaraan pribadi.
Namun bagi yang ingin membeli sebuah mobil, perlu dipertimbangkan skema pembelian yang hendak diambil. Apakah akan membeli mobil secara tunai, atau mencicilnya alias kredit?
Martogi Siahaan, Chief Executive Auto2000, mengatakan bahwa pertimbangan ini penting untuk dilakukan sebelum memutuskan hendak membeli mobil. Sebab ini berhubungan dengan kemampuan budgeting yang dimiliki.
Baca juga: Merasa Diremehkan, Mantan Bos Jeep Indonesia Tuntut FCA ke Negara Asal
"Pertimbangkan secara bijak sebelum memutuskan untuk membeli mobil secara tunai atau kredit sesuai kemampuan keuangan," ujar Martogi beberapa waktu lalu.
Sebab baik membeli mobil secara tunai maupun kredit memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dengan kata lain, sama-sama ada aspek untung dan rugi pada kedua metode pembelian tersebut.
Jika membeli mobil secara tunai, maka konsumen tidak perlu lagi dipusingkan dengan cicilan yang harus dibayarkan tiap bulan. Pemilik mobil bisa fokus mengatur budget untuk biaya operasional seperti pembelian BBM, biaya servis, dan pajak tahunan.
Baca juga: Segera Dimulai, Ini 25 Jalan di DKI Jakarta yang Terapkan Ganjil Genap
Selain itu, pembelian secara tunai diklaim lebih hemat. Sebab uang yang dikeluarkan untuk membeli mobil secara tunai tidak ditambah bunga, berbeda dengan skema kredit, sehingga jika ditotalkan bakal lebih murah.
"Termasuk dapat menjualnya (mobil) kembali kapan saja karena tidak ada ikatan perjanjian kredit dengan leasing," kata Martogi menambahkan.
Namun kelemahan membeli mobil secara tunai yakni butuh dana besar di awal pembelian. Tidak jarang ditemukan kasus konsumen yang menghabiskan seluruh tabungannya dan terpaksa mengurangi pilihan model mobil akibat keterbatasan dana.
Sedangkan bila berbicara skema kredit, konsumen bakal memiliki pilihan model mobil lebih banyak meski dana yang dimiliki masih terbatas. Sebab konsumen hanya perlu melunasi uang muka (DP) di awal pembelian.
Baca juga: Masih Banyak Pengemudi Belum Paham Larangan di Jalan Tol
Pembelian secara kredit juga membuka peluang untuk mendapatkan asuransi kendaraan. Hal ini lantaran memang akan diberikan oleh tiap lembaga pembiayaan.
Lantas kelemahan skema kredit sudah pasti total uang yang dikeluarkan hingga pembelian mobil dinyatakan lunas lebih banyak dibanding membeli secara tunai.
Sebab ada biaya tambahan berupa bunga cicilan. Konsumen juga harus menyiapkan berkas administrasi lebih banyak untuk proses cicilan karena melibatkan pihak ketiga, yakni lembaga pembiayaan.
"Ada risiko pengajuan kredit ditolak oleh leasing atau bank akibat tidak lulus pengecekan status keuangan di Bank Indonesia. Selain risiko masalah, andai mengalami kesulitan pembayaran angsuran berjalan, yang terburuk mobil bisa ditarik oleh leasing," kata Martogi.