Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keseimbangan Berkurang, Stut Motor Tidak Direkomendasikan Ahli

Kompas.com - 26/10/2021, 16:21 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak jarang melihat sepeda motor mogok kemudian didorong pakai kaki alias distut oleh motor lain. Meski praktis tapi tak sedikit bahaya yang mengintai motor distut.

Jusri Pulubuhu, Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengatakan, melakukan stut membuat keseimbangan motor berkurang dan bisa berbahaya buat keselamatan.

Baca juga: Yogyakarta Terapkan One Gate System untuk Bus Pariwisata

Dorong motor matikat0zz.wordpress.com Dorong motor matik

"Pertama motor akan bersebelahan mengambil dimensi ruang yang lebih besar, dan kedua, motor ini rentan bersenggolan dengan sesamanya baik motor lain atau yang mendorong," kata Jusri kepada Kompas.com, Senin (25/10/2021).

"Ketiga hal ini bisa membuat orang merasakan dampak kerugian ketika motor itu hilang kendali. Jadi motor tidak pernah direkomendasikan untuk di stut dan ditarik," katanya.

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, mengatakan, saat mendorong motor di depan maka motor belakang mudah oleng karena tak seimbang.

Baca juga: Ganti Oli Mesin dan Gardan Motor Skutik Beda Interval, Ini Alasannya

Puluhan bocah jadi mekanik dadakan di Mamuju sullawesi barat. Mereka menawarkan jasa ke pengendara motor yang mogok di tengah banjirKOMPAS.Com Puluhan bocah jadi mekanik dadakan di Mamuju sullawesi barat. Mereka menawarkan jasa ke pengendara motor yang mogok di tengah banjir

“Kaki pengendara yang seharusnya berada di bawah untuk keseimbangan kemudian harus diangkat. Otomatis center of gravity akan berpindah ke atas,” katanya Sony.

Dalam kondisi tersebut motor akan lebih mudah oleng. Terlebih lagi bahayanya motor bisa terjatuh dan pengendara mengalami kecelakaan.

Selain itu, saat mendorong kendaraan dari belakang otomatis yang menjadi pengendali kecepatan adalah kendaraan yang didorong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau