Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pahami Bahaya Dehidrasi Saat Berkendara

Kompas.com - 24/10/2021, 15:41 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa pekan ini cuaca ekstrim yang panas melanda warga pulau Jawa. Berdasarkan pantauan BMKG, suhu maksimal wilayah Indonesia mengalami peningkatan, terutama pada siang hari, bahkan suhu tertinggi mencapai 37,0 derajat Celcius.

Hal ini terjadi disebabkan oleh siklus gerak semu matahari yang biasa terjadi tiap tahunnya, perlu diingat bahwa ini bukan dikarenakan gelombang panas, dan siklus ini akan berulang setiap tahun antara bulan September, Oktober, serta Februari hingga Maret.

Perlu diperhatikan bahwa tubuh bereaksi terhadap cuaca panas, terutama pada saat kita berkendara sepeda motor di tengah terik matahari.

Baca juga: Quartararo Ragu Bisa Kunci Gelar Juara Dunia MotoGP 2021 di Misano

Tanda-tanda tersebut diawali dengan tubuh yang mengeluarkan keringat berlebih sebagai cara alami untuk mendinginkan suhu tubuh, selain itu ada peluang kulit terbakar sinar matahari, denyut jantung yang meningkat, dan tekanan darah menurun yang disebabkan karena kehilangan banyak cairan dan elektrolit.

Dampaknya, pengendara motor akan mudah kelelahan, menurunnya konsentrasi, emosi tidak stabil, sakit kepala, mual, dan pada beberapa orang bisa mengalami pingsan.

Alfian Dian Pradana, Instruktur Safety Riding Astra Motor Jateng mengatakan, jika perjalanan harus menempuh jarak yang jauh, maksimal setelah dua jam berkendara, harus berhenti untuk beristirahat, bisa lebih pendek tergantung keadaan dan kondisi menurunnya tubuh. Sebelumnya, persiapkan tubuh dengan istirahat yang cukup dan fit.

Ilustrasi dehidrasiAstra Motor Jawa Tengah Ilustrasi dehidrasi

“Sangat penting bagi kita untuk mengetahui dampak dan solusi menghadapi cuaca panas terik matahari ketika riding sehingga meminimalkan resiko mengalami ataupun terlibat kecelakaan. Selain tubuh, tetap waspada, penting menjaga emosi, menjaga etika saat pengendara, dan utamakan selamat,” ujar Alfian, Sabtu (24/10/2021).

Perlu disadari ancaman bahaya jika berkendara dalam kondisi konsentrasi yang rendah, dan rasa kantuk bisa menyebabkan tidur sesaat (microsleep) yang mengakibatkan rawan mengalami kecelakaan saat berkendara.

Maka dari itu penting bagi pengendara untuk mengetahui penanganan yang tepat guna meminimalkan dampak negatif dari cuaca panas saat kita berkendara, terutama dengan persiapan berkendara yang aman.

Baca juga: Lelang BMW 320i Lansiran 2015, Dibuka Rp 200 Juta

Langkah pertama, kita bisa mempersiapkan terlebih dahulu rute yang akan kita lewati, cari rute yang paling efisien, sehingga kita bisa memangkas jarak dan waktu saat berkendara dengan memilih jalur alternatif yang aman.

Kemudian, siapkan air minum untuk mengganti cairan yang keluar melalui keringat, upayakan meminum air putih, mineral, ataupun minuman isotonic

Terakhir, gunakan riding gear yang longgar, seperti jaket yang berbahan ringan, serta hindari warna hitam supaya panas sinar matahari bisa diminimalkan.

“Selain itu, gunakan helm yang ada ventilasi agar sirkulasi udara dikepala lancar, sarung tangan yang tidak kaku, serta sepatu riding yang lebih fleksibel saat berkendara di terik matahari,” ucap Alfian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau