Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konversi Kendaraan Listrik Mutlak demi Percepatan Era Elektrifikasi

Kompas.com - 11/10/2021, 09:42 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Untuk mendorong ekosistem kendaraan listrik (EV) supaya tumbuh, muncul ide untuk mengkonversi mobil dan motor listrik yang beredar di jalanan.

Ricky Elson, ilmuan dan pemegang paten motor listrik, mengatakan, konversi bisa dilakukan kepada kendaraan-kendaraan usia tua dan memiliki emisi tinggi.

“Boleh dengan program subsidi pemerintah, boleh dengan pemerintah membuatkan bengkel-bengkel,” ujar Ricky, dalam live Instagram @tedxgreenwalfare yang dilansir Minggu (10/10/2021).

Baca juga: Update Harga BBM Pertamina, Shell dan Vivo, Pertamax Turbo Turun

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh TEDxGreenWelfare (@tedxgreenwelfare)

“Sehingga orang Indonesia memiliki keterampilan dan penguasaan teknologi kendaraan listrik lebih cepat dari negara manapun,” kata dia.

Selain bisa menjadi transisi dari kendaraan konvensional ke era kendaraan listrik, cara ini dinilai ampuh untuk menekan biaya dalam memiliki EV.

“Kalau dibuatkan start-up, ini skalanya bisa di atas unicorn. Karena ada 100 juta unit sepeda motor, yang seandainya jika dikonversi ke kendaraan listrik, dengan budget misalnya Rp 2,5 juta, silahkan hitung berapa pasarnya itu,” ucap Ricky.

Baca juga: Berapa Jarak yang Bisa Ditempuh Saat Indikator BBM E?

Paket konversi motor listrik untuk Vespa 2-tak dari Retrospective ScootersDok. Rideapart.com Paket konversi motor listrik untuk Vespa 2-tak dari Retrospective Scooters

Bahkan ide konversi kendaraan listrik diperkirakan bisa meningkatkan tenaga kerja, sampai memutar kembali roda ekonomi yang sempat stagnan selama pandemi.

Dengan konversi kendaraan listrik, keterampilan dan penguasaan teknologi kendaraan listrik yang dimiliki orang Indonesia pun bisa menjadi lebih cepat dari negara manapun.

“Tapi ini kembali, berani enggak pemerintahnya untuk mengambil keputusan seperti itu? Tentu saja bisa bertahap, sedikit demi sedikit,” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau