Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geliat Cafe Racer di Indonesia

Kompas.com - 11/06/2021, 16:41 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Cafe racer sempat sangat populer beberapa tahun lalu. Gaya motor balap jalanan zaman dulu itu memikat dengan setang bongkok dan ekor lancip.

Namun seiring perjalanan, tren cafe racer mulai stagnan. Peminatnya mulai menurun dan beralih ke gaya lain.

Baca juga: Ganti Kunci Motor Jadi Keyless, Berapa Biayanya?

Purnama Sultan builder Glanets Radical Kustom, asal Bandung, yang baru menyelesaikan Yamaha XSR 155 Reborn Café racer dari program Yard Built Indonesia, mengatakan tren cafe racer naik turun.

Motor custom Royal Enfield Continental GT650 bergaya cafe racer garapan Bandit9Dok. Gaadiwaadi.com Motor custom Royal Enfield Continental GT650 bergaya cafe racer garapan Bandit9

"Kalau menurut saya cafe racer itu naik turun. Kalau di Indonesia orang lebih banyak chopper atau bobber dan scrambler yang saya lihat," katanya kepada Kompas.com, belum lama ini di Bandung, Jawa Barat.

"Menurut saya cafe racer ini kalau di motor itu ngelangsam. Turun enggak naik engga. Flat saja. Tapi untuk tahun ini, mungkin ya, yang saya dengar dari netizen, ini mulai banyak lagi," katanya.

Purnama mengatakan, saat ini mulai masuk lagi orderan untuk membangun cafe race

"Setelah ini ada beberapa (klien) yang masuk juga ke bengkel buat bikin cafe racer," katanya.

"Kalau menurut saya mulai 2018 mulai menurun, yang ramai di luar itu ialah chopper, bobber dan scrambler. Tapi pada 2021 ini mulai naik," katanya.

Baca juga: Ganti Kunci Motor Jadi Keyless, Berapa Biayanya?

Mini cafe racer dari basis Honda Grom garapan Furii ShopDok. Visordown.com Mini cafe racer dari basis Honda Grom garapan Furii Shop

Wahyu Diwa, builder Diwa Creative Studio, asal Depok, Jawa Barat, mengatakan, jika dilihat sebagai tren maka cafe racer memang menurun. Tapi kalau soal penggemar sebetulnya tidak berubah.

"Kalau dilihat menurun iya tidak sebanyak enam tahun lalu. Tapi mesti dilihat yang menurun itu sebetulnya yang ikut-ikutan, sedangkan yang suka atau die hard tetap main cafe racer," katanya.

Alasannya kata Wahyu ialah masih banyak komunitas cafe racer.

"Terbukti saat ini masih banyak komunitas cafe racer dan mereka besar, jadi seperti seleksi alam,yang suka pasti akan mempertahankan, kalau yang mengikuti tren tidak," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau