Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Australia, Ada 2 Negara Lain Sasaran Ekspor Otomotif Indonesia

Kompas.com - 11/06/2021, 08:02 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia memiliki peluang besar dalam mengembangkan pasar ekspor kendaraan bermotor ke sejumlah negara potensial seiring terjalinnya kerja sama perdagangan bebas.

Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan Ni Made Ayu Marthini mengatakan, sedikitnya ada tiga negara yang bisa disasar sektor otomotif dalam negeri yaitu Chili, Australia, serta Mozambik melalui skema Preferential Trade Agreement (PTA).

"Kami lihat dari perjanjian yang concluded itu sudah baik, artinya betul-betul dari sisi akses pasar untuk kita terbuka sekali. Tinggal bagaimana cara kita memanfaatkannya," kata dia dalam Webinar, bertajuk 'Sektor Otomotif Nasional: Mengubah Tantangan Menjadi Peluang', Kamis (10/6/2021).

Baca juga: Penjualan Mobil Bergerak Positif, Target Tahunan Bisa Tercapai

Ekspor Mobil ToyotaFoto: TMMIN Ekspor Mobil Toyota

Lebih lanjut, potensi pertama ialah Chili melalui skema Indonesia-Chile Comperhensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA) yang telah diratifikasi pada 2019.

Dalam perjanjian ini, Indonesia mendapatkan penghapusan bea masuk untuk seluruh produk otomotif, termasuk kendaraan, suku cadang, maupun aksesori terkait.

Tetapi, sebagai syarat penghapusan tarif ini terdapat beberapa ketentuan yang harus diikuti oleh Indonesia, yakni kandungan barang impor pada produk otomotif tidak boleh melampaui 40 persen.

Baca juga: Sebelum Terapkan Pajak Karbon, BBM Berkualitas Harus Tersedia Merata

Kemudian potensi negara lainnya ialah Mozambik lewat perjanjian bebas di bawah skema PTA. Dalam kerja sama ini, Indonesia diberikan preferensi eliminasi tarif.

"Apalagi mereka masih memakai standar emisi Euro III dan banyak warga menggunakan mobil bekas. Saya kira bisa kita manfaatkan serta dioptimalisasi karena syaratnya juga tidak terlalu sulit," ucap Made.

Baca juga: Alasan Mitsubishi Kembali Luncurkan Xpander Rockford Fosgate

Pekerja merakit mobil pick up di Pabrik Mobil Esemka, Sambi, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019). Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik mobil PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) untuk mulai beroperasi memproduksi mobil. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho Pekerja merakit mobil pick up di Pabrik Mobil Esemka, Sambi, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019). Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik mobil PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) untuk mulai beroperasi memproduksi mobil. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.

Terakhir ialah ke Australia, melalui Indonesia-Australia Comperhensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA). Bahkan dalam skema tersebut, Indonesia mendapat komitmen total dari Australia untuk pembebasan tarif pada kendaraan listrik.

"Ini merupakan kali pertama Australia memasukkan kendaraan listrik dalam komitmen perjanjian kerja sama bilateralnya. Jadi, mereka ada kepercayaan kepada kita sehingga harus dimanfaatkan," ujar Made.

"Di sana juga sudah tidak ada industri otomotifnya sejak dua-tiga tahun lalu. Tapi memang ada beberapa aspek yang harus disesuaikan kembali seperti model kendaraan dan standar emisinya," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau