Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Polisi Tidur Ngawur karena Izin Salah Sasaran

Kompas.com - 11/04/2021, 19:11 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini banyak polisi tidur yang dibuat warga tidak memenuhi kaidah yang seharusnya. Bentuk dan spesifikasinya asal, kadang terlalu kecil atau besar sekali.

Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengatakan, tak jarang pembuatan polisi tidur terutama di kompleks karena dilandasi rasa tidak suka.

Baca juga: Motor Sering Hajar Polisi Tidur, Komponen Ini yang Rentan Rusak

"Kalau dia lihat depan rumahnya ramai motor dan kalau ada kecelakaan orang langsung pakai polisi tidur tanpa membicarakan dengan berwenang. Paling hanya setingkat RT," kata Jusri kepada Kompas.com, Jumat (9/4/2021).

Bahkan bisa terjadi pembuatan polisi tidur tidak berkoordinasi dengan pihak lain.

"Ada kalanya bahkan tidak bilang ke RT, karena dia oknum dan berkekuatan, anggota ormas atau badannya besar. Sehingga penerapan pembuatan polisi tidur saat ini kacau balau," kata Jusri.

Pegiat road safety ini mengatakan, hal tersebut terjadi bukan hanya karena kesadaran masyarakat yang kurang. Tapi karena sosialiasi pemerintah yang kurang jelas dari atas ke bawah.

Baca juga: Komponen Mobil yang Rentan Rusak Jika Sering Terjang Polisi Tidur

"Kadang pemerintah juga salah dalam hal ini, sebab izinnya (kalau mau buat polisi tidur) ke mana, sebab yang buat itu siapa izinnya siapa?," kata Jusri.

"Speed bump ini sama seperti rambu lalu lintas atau marka jalan, yang buat siapa yang mengajukan siapa, semuanya ada di bawah perhubungan. Tapi dalam hal ini pengajuannya kadang RT, ke Pemda, ke polisi juga salah. Harusnya ke Dinas Perhubungan," katanya.

"Polisi saja minta tambah rambu-rambu izinnya ke Dinas Perhubungan. Polisi domainnya adalah penegakan hukum. Soal rekayasa lalu lintas dengan aturannya di perhubungan seperti rambu-rambu, tapi pengaturnya polisi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
harusnya jalan di dalam komplek perumahan hanya utk pejalan kaki dan semua kendaraan warga dibuatkan tempat parkir khusus untuk warga komplek jadi tidak ada mobil yg ngebut di dalam komplek sebagai percontohan utk bsd city.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
[FULL] Kapolri soal Pantauan Arus Mudik Lebaran 2025: Fatalitas dan Keamanan Lebih Baik dari Tahun
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau