Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naik Bus Tingkat, Lebih Nyaman di Bawah atau Atas?

Kompas.com - 24/02/2021, 06:38 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Model bus yang hadir di Indonesia saat ini semakin beragam. Bahkan beberapa PO bus menggunakan bodi double decker atau bus tingkat sebagai armada Antar Kota Antar Provinsi (AKAP).

Ketika memesan tiket bus tingkat ini, penumpang diberi pilihan, mau naik di dek bawah atau atas. Lalu apa saja kelebihan dan kekurangan jika memilih kursi di dek bawah maupun atas?

Anggota Forum Bismania Indonesia Dimas Raditya mengatakan, kelebihan dari duduk di dek bawah bus tingkat diantaranya tidak terasa limbung. Posisi ini juga cocok untuk penumpang yang mudah mabuk darat.

Baca juga: Naik Bus AKAP ke Sumatera, Begini Tips Hematnya

Bus AKAP PO Rosalia IndahInstagram/hisyam_2542 Bus AKAP PO Rosalia Indah

“Namun kekurangan duduk di lantai bawah yaitu pandangannya yang enggak luas,” ucap Dimas kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Kemudian jika memilih duduk di dek atas, pandangan penumpang ke luar tentunya lebih luas. Namun kekurangannya adalah lebih terasa limbung karena bodi bus yang tinggi. Limbung ini baru terasa saat bus belok atau menyalip kendaraan lain.

Baca juga: Kecelakaan Tewaskan 9 Orang Diduga karena Pecah Ban, Kenali Faktor Penyebabnya

Selain itu, mayoritas bus tingkat yang ada di Indonesia, dek bawah dibuat untuk kelas yang lebih mewah. Biasanya di dek bawah bus tingkat ada yang menggunakan sleeper seat lalu kursi jumbo dengan susunan kursi 2 kanan dan 1 kiri (2-1).

Sedangkan di dek atas, menggunakan kursi yang lebih kecil dan menggunakan susunan 2-2. Dek atas bus tingkat biasanya merupakan kelas eksekutif, sedangkan di dek bawah kelas layanannya super eksekutif bahkan first class.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com