JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu cara agar mesin kendaraan tidak menggelitik adalah dengan melakukan pengaturan waktu pembakaran (ignition timing) yang dilakukan oleh Electronic Control Unit (ECU) yang sudah banyak digunakan pada kendaraan saat ini.
Dalam upata tersebut, ECU tak bekerja sendiri. Ada knock sensor yang membantu ECU mengetahui saat mesin mengelitik.
Pada bahasan otopedia kali ini tim redaksi KompasOtomotif akan membahas mengenai fungsi dan cara kerja knock sensor.
Baca juga: Pehobi 2-Tak Bakal Bertahan Pakai Motor Meski Tak Lulus Uji Emisi
Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi menjelaskan, knock sensor merupakan salah satu sensor yang ada pada mesin injeksi EFI (Electronic Fuel Injection).
“Knock sensor yang dipasang pada mesin berguna untuk mendeteksi jika terjadi knocking atau getaran. Serta memerintahkan ECU untuk memajukan dan memundurkan pembakaran beberapa derajat,” ucap Didi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (8/1/2021).
Knocking merupakan getaran yang berfrekuensi tinggi yang disebabkan oleh terjadinya ledakan atau pembakaran yang prematur di dalam ruang bakar silinder atau pembakaran yang bukan disebabkan oleh letupan bunga api busi. Biasanya disebabkan karena pengapian yang terlalu maju.
Cara kerja
Saat mesin mengalami ketukan atau knocking maka akan terdeteksi oleh knock sensor. Selanjutnya, knock sensor akan mengirimkan data tersebut ke ECU sebagai inputan untuk diproses selanjutnya.
Untuk mendeteksi getaran atau knocking pada mesin maka knock sensor memakai komponen piezo electric. Komponen piezo electric ini akan mengirimkan signal output yang sebanding dengan getaran yang terjadi pada mesin.
Ketika ECU menerima data dari knock sensor maka ECU akan memerintahkan pengapian untuk dimundurkan beberapa derajat sampai tidak terjadi lagi knocking.
Baca juga: PSBB Ketat Jawa-Bali, Lalu Lintas Kendaraan Bakal Dibatasi?
Setelah knocking hilang, maka knocking sensor akan mendeteksi bahwa tidak ada lagi getaran atau knocking pada mesin dan kemudian knocking sensor akan mengirimkan data sinyal ke ECU. Sehingga ECU akan memajukan kembali saat pengapian seperti semula jika tidak terjadi lagi knocking.
Mengingat posisinya yang berada tepat di blok silinder, risiko terjadinya kerusakan pun cukup besar. Salah satu permasalahan yang terjadi adalah sensor yang tertutupi residu karbon akibat pembakaran.
Hal itu cukup merepotkan dan kemungkinan memperbaiki komponen tersebut sangat kecil kecil. Tak jarang jika hal ini terjadi pemilik kendaraan harus menggantinya dengan yang baru.
Gejala kerusakan
Ada beberapa gejala umum yang jarang terjadi yang diakibatkan oleh sensor ketukan yang bermasalah. Yang pertama adalah engine lamp akan menyala, indikator ini yang akan memberitahu pengemudi bahwa ada yang tidak beres dengan sistem injeksi di mobil ini.
Selanjutnya, setiap kegagalan sistem biasanya ada namanya failsafe. Jadi, saat ECU mendeteksi knock sensor rusak, ECU akan menentukan besaran waktu pengapian secara default untuk menjaga mesin tetap hidup. Tapi biasanya walaupun hidup mesin akan brebet atau kadang mati-mati.
Jika kondisi itu sudah terjadi sebaiknya pemilik mobil segera membawa ke bengkel untuk dilakukan diagnosa menggunakan scanner, biasanya dari situ akan muncul kode yang menunjukkan kerusakan ada di komponen ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.