Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paris Agreement, Alasan Indonesia Harus Gencar di Era Mobil Listrik

Kompas.com - 25/11/2020, 15:01 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) Kukuh Kumara menyatakan bahwa tren penjualan mobil saat ini mengarah ke kendaraan yang ramah lingkungan.

Hal ini bisa dilihat dari maraknya promosi mobil listrik di sejumlah platform. Tak hanya itu, penggunaan BBM yang lebih ramah lingkungan pun juga tengah digalakkan.

Misalnya peralihan dari Premium ke Pertalite buat kendaraan bensin. Selain itu juga penggunaan Bio Diesel atau B30 untuk kendaraan diesel.

Baca juga: Bus Lintas Sumatera Jarang Berikan Servis Makan Gratis

 BPPT Mulai Inovasi Charging Stationstanly BPPT Mulai Inovasi Charging Station

“Jadi sekarang mengarah ke low emission vehicle, oleh sebab itu disiapkan ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan kendaraan yang sangat rendah emisi gas buangnya,” ucap Kukuh, dalam webinar (25/11/2020).

“Kenapa kita berkomitmen dengan penurunan emisi gas buang? Karena Indonesia telah menandatangani Paris Agreement, di mana upaya untuk menurunkan dampak dari gas rumah kaca,” katanya.

Menurut Kukuh, rencana ini semakin serius dengan dikeluarkannya PP 73 tahun 2019 yang akan diimplementasikan tahun depan di 2021.

Baca juga: Pelajar Bawa Motor ke Sekolah Tanpa SIM, Ini Sanksinya

TAM Perkenalkan Teknologi Hybrid ke Mahasiswa—Executive General Manager PT Toyota-Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto (kedua dari kanan) mendampingi para mahasiswa  Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) di booth Toyota saat mendengar penjelasan Produk Knowledge TAM Tommy Hermansyah (kanan) mengenai Teknologi Mobil Ramah Lingkungan berbasis Toyota Hybrid System yang disematkan pada sedan Camry Hybrid, saat penyelenggaraan IIMS 2017, di Jakarta (2/5).  Perkenalan Toyota Hybrid System kepada kalangan mahasiswa ini diharapkan dapat makin meningkatkan kepedulian generasi muda terhadap arti pentingnya membangun lingkungan yang bersih dan lebih baik untuk masa depan.TAM TAM Perkenalkan Teknologi Hybrid ke Mahasiswa—Executive General Manager PT Toyota-Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto (kedua dari kanan) mendampingi para mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) di booth Toyota saat mendengar penjelasan Produk Knowledge TAM Tommy Hermansyah (kanan) mengenai Teknologi Mobil Ramah Lingkungan berbasis Toyota Hybrid System yang disematkan pada sedan Camry Hybrid, saat penyelenggaraan IIMS 2017, di Jakarta (2/5). Perkenalan Toyota Hybrid System kepada kalangan mahasiswa ini diharapkan dapat makin meningkatkan kepedulian generasi muda terhadap arti pentingnya membangun lingkungan yang bersih dan lebih baik untuk masa depan.

Di mana pajak kendaraan bermotor akan didasarkan pada tingkat emisinya. Semakin rendah emisinya, maka semakin rendah pula pajaknya. Oleh sebab itu, penjualan dan produksi kendaraan di dalam negeri tengah digalakkan.

“Saat ini kapasitas produksi itu sekitar 2,4 juta unit per tahun, dan utilisasinya masih relatif rendah karena belum maksimal, baru digunakan sekitar 54 persen pada saat produksinya 1,3 juta per tahun,” ujar Kukuh.

Dengan potensi kapasitas ini, Indonesia disebut mampu menjadi basis kendaraan ramah lingkungan. Apalagi pemerintah juga mengenal LCEV Program yang dikembangkan Kementerian Perindustrian.

“LCEV tujuannya sama mengarah kepada kendaraan-kendaraan yang ramah lingkungan. Ini masih terus berlanjut,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau