JAKARTA, KOMPAS.com - Busi pada kendaraan perlu diganti secara berkala, baik itu berpatokan pada usia pakai atau jarak. Sebab, seiring pemakaian, performa busi pasti akan menurun.
Komponen yang tergolong vital ini berfungsi untuk menghasilkan percikan listrik guna menghasilkan pembakaran di dalam mesin. Jika api yang dihasilkan tak sesuai, maka pembakaran pun menjadi tidak sempurna.
Baca juga: Catat, Mengencangkan Busi juga Ada Tekniknya
Diko Oktaviano, Technical Support PT NGK Busi Indonesia, menjelaskan, ada beberapa fase yang merugikan saat pemilik kendaraan membiarkan busi terus menerus digunakan.
"Pertama elektroda busi akan mengalami keausan, dari hal ini akan menimbulkan efek domino lainnya. Mulai dari kebocoran busi yang dampaknya membuat torsi menurun, lalu akselerasi kendaraan yang ikut turun, dan berujung pada konsumsi bahan bakar yang buruk sehingga terjadi pemborosan," ujar Diko, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Selain itu, dampak buruk lainnya adalah timbulnya efek kerugian berantai. Komponen-komponen sebelum busi yang terkait kelistrikan bisa mengalami kerusakan permanen, mulai dari kabel busi, koil, bahkan aki kendaraan.
Baca juga: Waktu yang Tepat Ganti Busi, Berpatokan pada Waktu atau Jarak?
Diko menambahkan, bila busi merupakan muara dari sistem pengapian. Sebelum busi bekerja, ada beberapa komponen kelistrikan lainnya yang ikut berperan. Dengan kata lain, busi itu bekerja dengan menerima hasil dari komponen sebelumnya.
"Busi itu ujungnya sistem pengapian, jadi hasil akhir lah. Contoh, busi butuh tegangan 1 volt dengan jarak gap elektroda 0,8 mm, saat busi aus otomatis jarak gap akan semakin besar, dampaknya tegangan busi juga akan membesar yang membuat busi akan meminta daya lebih besar dari komponen sebelum-sebelumnya," kata Diko.
Diko menyebutkan, hasil akhir dari itu semua akan berdampak pada kerusakan permanen pada komponen kelistrikan. Sebab, busi meminta daya lebih, dan biasanya yang awal rusak adalah tutup busi.
"Lalu, menjalar ke koil karena koil diminta terus-menerus menyalurkan tenaga yang tidak sesuai, akumulasinya bisa sampai ke aki," ujar Diko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.