Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Headrest yang Menyatu dengan Jok Berbahaya Bagi Pengemudi?

Kompas.com - 28/05/2020, 11:22 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Headrest atau sandaran kepala pada jok mobil menjadi salah satu komponen keselamatan dalam berkedara. Terutama saat terjadi tabrakan atau benturan keras dari belakang kendaraan.

Training Director The Real Driving Center (RDC), Marcell Kurniawan, mengatakan, headrest merupakan kebutuhan primer bagi para pengendara mobil yang sama pentingnya dengan sabuk pengaman.

Agar bisa berfungsi secara optimal, maka posisinya juga harus bisa disesuaikan dengan pengemudi maupun penumpang.

Seperti yang diketahui, ada headrest yang terpisah dengan jok, punya tombol pengaturan sehingga ketinggiannya bisa disesuaikan dengan posisi kepala pengemudi maupun penumpang.

Baca juga: Benarkah Simpan Hand Sanitizer di Kabin Bisa Membuat Mobil Terbakar?

Untuk mengaturnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni bagian tengah dan juga bagian atas headrest.

Pentingnya Headrest Stanly/KompasOtomotif Pentingnya Headrest

“Hal ini harus dipastikan, ketinggian pengemudi tidak lebih tinggi dari sandaran. Karena bila lebih tinggi maka fungsi headrest akan hilang,” ujar Marcell saat dihubungi Kompas.com, Rabu (27/05/2020)

Baca juga: Danilo Petrucci Hengkang dari Ducati, Beri Jalan ke Jack Miller

Marcell menambahkan, saat ini banyak mobil LCGC yang memiliki sandaran bangku dan headrest yang menyatu dan depannya rendah, sehingga fungsi tidak akan maksimal bagi pengemudi yang tingginya melebihi headrest tersebut.

“Sebetulnya headrest yang menyatu dengan sandaran bangku tidak masalah, selama tinggi pengemudi tidak lebih dari sandaran. Yang bahaya kalau headrestnya dilepas, karena bila ditabrak dari belakang maka kepala akan terlempar ke belakang yang dapat menyebabkan efek whiplash pada leher dan atau gegar otak karena otak menabrak ke tengkorak,” katanya.

Jika pengemudi memiliki postur tubuh yang lebih tinggi dari headrest, Marcell menyarankan lebih baik tidak mengemudikan kendaraan tersebut dari pada memicu bahaya.

“Kalaupun terpaksa harus mengemdi, untuk meminimalisir ditabrak dari belakang maka perlu untuk menjaga jarak aman dengan kendaraan di depannya,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau