JAKARTA, KOMPAS.com – Pada Kamis (2/1/2020), sejumlah lokasi yang terdampak banjir di DKI Jakarta dan sekitarnya mulai tampak surut dan bisa dilewati kendaraan.
Kendaraan yang mogok karena nekat menerjang banjir, atau mobil-mobil yang hanyut karena derasnya banjir harus segera ditangani untuk mengurangi potensi kerusakan lebih fatal.
Denny Sulistyo, Kepala Bengkel Honda Jakarta Center di Jl. Pangeran Jayakarta Jakarta Pusat, mengatakan ada beberapa tahap pengecekan bagi mobil yang terendam banjir.
Baca juga: Genangan Mulai Surut di KM 24 Tol Japek, Ini yang Dilakukan Jasa Marga
“Kalau di tempat kami, saat mobil terkena banjir ada tiga tahapan, level satu cuma kena banjir setengah ban. Di level satu ini, biasanya yang bermasalah sektor pengereman dan kelistrikan saja,” ucapnya kepada Kompas.com belum lama ini
Denny mengatakan, dalam kondisi ringan seperti pada pengecekan level satu, efek banjir pada mobil hanya mengenai bagian eksterior saja, sementara interiornya masih aman.
Pengecekan sistem pengereman bertujuan untuk memastikan rem masih dalam kondisi baik dan dapat bekerja maksimal.
Sementara pengecekan sistem kelistrikan bertujuan untuk memastikan seluruh fungsi elektrikal bekerja dengan baik.
Baca juga: Banjir Surut, Contraflow Tol Jakarta-Cikampek Diperluas
Sebab menurutnya sering terjadi pada mobil yang habis menerjang banjir, lampu indikator di panel depan menyala, tanda ada sesuatu yang tidak berfungsi.
“Kalau masih level satu biaya jasanya sekitar Rp 800.000-an, belum termasuk penggantian komponen jika dibutuhkan,” kata Denny.
“Kalau level dua, air sudah masuk sampai interior atau dek. Artinya karpet kerendem, jok basah, dan harus dibongkar semua supaya bisa dikeringkan. Biayanya sekitar Rp 2 jutaan, termasuk pengecekan seperti pada level satu,” ucapnya.
Baca juga: Ini Update Titik-titik Banjir di Jalan Tol dari Jasa Marga
Sedangkan untuk pengecekan level tiga, menurut Denny biayanya bisa mencapai Rp 5 jutaan. Pengecekan dilakukan menyeluruh baik dari sisi eksterior, interior, hingga mesin.
Pada level ini, kerusakan paling parah yang disebabkan banjir adalah water hammer. Efek lebih parah parah setang piston bisa patah dan menyebabkan baret pada dinding silinder.
“Kejadian ini terjadi karena terlalu banyak air yang masuk ke ruang mesin, sehingga menyebabkan kompresi yang tinggi, hingga membuat setang piston bengkok,” katanya.
“Semua akan kami lihat, termasuk mesin. Biasanya kalau mesin kemasukan air, perlu turun setengah mesin, nanti termasuk overhaul. Kalau sampai kena water hammer harus turun semua, biaya turun mesin sekitar Rp 5 jutaan, belum termasuk penggantian komponen,” ujar Denny.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.