Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yamaha R25 Tabrak Bocah SD, Pahami Teknik Pengereman Motor Sport

Kompas.com - 19/12/2019, 10:48 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lama ini, seorang pengendara Yamaha R25 menabrak seorang bocah SD yang hendak berangkat ke sekolah. Tak kuasa menahan laju sepeda motor, kecelakaan pun tak terelakkan.

Berdasarkan keterangan saksi mata di lapangan, pengendara motor memacu R25 dengan kencang. Sehingga, saat bocah tersebut melintas di depannya, pengendara motor tersebut tak mampu menghentikan laju motor atau melakukan manuver untuk menghindar.

Baca juga: Belajar Jurus Pengereman Berdasarkan Tingkat Kecepatan

Saat motor melaju dalam kecepatan yang tinggi, teknik pengereman termasuk faktor yang vital untuk bisa menghindari kecelakaan. Apalagi, untuk motor sport yang belum dilengkapi dengan teknologi Anti-lock Braking System (ABS).

Jusri pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) menjelaskan bahwa secara umum teknik pengereman mengendarai motor hampir sama, baik motor sport, bebek maupun skutik.

Ketika motor melaju di bawah 30 kilometer per jam (kpj), maka sebaiknya menggunakan rem belakang. Kemudian, pada kecepatan di atas 30 kpj hingga 80 kpj, maka gunakan kombinasi rem depan dan belakang.

Sedangkan pada kecepatan di atas 80 kpj atau kecepatan tinggi, maka porsi penggunaan rem lebih banyak dibebankan pada rem depan. Sebab, rem depan mampu menghentikan laju motor lebih baik.

Pengereman juga harus dilakukan ketika motor dalam keadaan lurus dan dilakukan secara halus. Lantaran motor sport kerap dipacu pada kecepatan tinggi, maka teknik pengereman pun lebih banyak di bebankan pada rem depan.

Baca juga: Teknik Benar Pengereman Motor di Kecepatan Rendah

"Kalau kecepatan 80 kpj ke atas, pakai rem depan, dilakukan secara smooth (halus)," kata Jusri, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Setelah laju motor berkurang, dan berada pada kecepatan sekitar 80 kpj ke bawah maka pengereman dilakukan secara kombinasi dengan rem belakang. Begitu pun setelah laju motor berada pada kecepatan 30 kpj ke bawah, maka pengereman lebih banyak dibebankan pada rem belakang.

"Pastikan ketika berhenti, kaki kiri turun duluan, karena kaki kanan harus pada posisi siap mengerem," kata Jusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
pngendara/pemilik motorsport dgn mudahnya akan munculkan ego sombongnya dijalanan saat mngendarainya tnp pahami manual guide cara baku mngendarainya!


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
[FULL] Kapolri soal Pantauan Arus Mudik Lebaran 2025: Fatalitas dan Keamanan Lebih Baik dari Tahun
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau