Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar Jurus Pengereman Berdasarkan Tingkat Kecepatan

Kompas.com - 21/11/2019, 08:42 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAScom - Ngebut mudah berhenti yang susah. Ungkapan itu bisa jadi benar jika tidak mengerti bahwa mengerem butuh teknik yang tepat. Sebab cara ngerem dalam kecepatan rendah dan kencang berbeda.

Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengatakan, teknik pengereman yang benar adalah suatu keharusan. Sebab motor adalah kendaraan yang tidak mengenal stabilitas saat bergerak.

Baca juga: Waspada Rem Blong Karena Vapor Lock!

"Saat terlalu kencang motor akan kehilangan traksi, sedangkan kalau terlalu pelan akan ditarik oleh gravitasi. Karena itu kita harus tahu cara mengerem yang dianjurkan di tiap tingkat kecepatan," kata Jusri kepada Kompas.com, Rabu (20/11/2019).

Instruktur Safety Riding Honda berlomba pada ajang AHSRIC 2016 di Batam beberapa waktu lalu. AHM mengirimkan instruktur terbaiknya ke ajang ?The 17th Safety Japan Instructors? Competition 2016? di Jepang (20-21/10) sebagai komitmen menciptakan dan menjamin skill berkendara instruktur Honda agar lebih maksimal dalam memberikan edukasi ke konsumen.AHM Instruktur Safety Riding Honda berlomba pada ajang AHSRIC 2016 di Batam beberapa waktu lalu. AHM mengirimkan instruktur terbaiknya ke ajang ?The 17th Safety Japan Instructors? Competition 2016? di Jepang (20-21/10) sebagai komitmen menciptakan dan menjamin skill berkendara instruktur Honda agar lebih maksimal dalam memberikan edukasi ke konsumen.

Berikut tips dan masukan dari Jusri untuk beberapa teknik pengereman motor dari kondisi jalan hingga berhenti.

Saat Motor Pelan

Saat kondisi motor pelan kecepatan di bawah 30 kpj pengendara motor disarankan hanya mengandalkan rem belakang saja.

"Sebab rem depan terlalu pakem, terutama yang sudah disc brake. Saat pelan memakai rem depan mudah sekali membuat roda terkunci, dan kalau terkunci motor langsung rebah," kata Jusri.

Baca juga: Kebiasaan Salah Hampir Semua Pemotor, Jari Selalu Menempel di Tuas Rem

Seorang instruktur dari Sentul Driving Course saat freestyle di sela pembinaan berkendara yang aman terhadal narapidana di Lapas Kelas 1 Lowokwaru Kota Malang, Kamis (17/1/2019)KOMPAS.com/ANDI HARTIK Seorang instruktur dari Sentul Driving Course saat freestyle di sela pembinaan berkendara yang aman terhadal narapidana di Lapas Kelas 1 Lowokwaru Kota Malang, Kamis (17/1/2019)

Saat Kecepatan Sedang

Saat kecepatan motor diantara 30 kpj sampai 80 kpj maka rem yang digunakan ialah kombinasi tiga rem, yaitu rem depan dan belakang, dibantu dengan pengereman mesin (engine brake).

"Caranya, dapatkan engine brake dengan menutup gas, dan ketika kecepatan sudah mulai turun baru gunakan kedua rem (depan-belakang) secara halus dan bertahap. Jika masih kurang cukup, maka aplikasikan engine brake tahap kedua dengan memindahkan gir ke posisi lebih rendah," katanya.

Begitu kecepatan turun, maka rem dapat depan dilepaskan dan pindah ke rem belakang jika sudah di bawah 30 kpj.

Baca juga: Bukan Hanya Rem Blong, Truk Kecepatan Rendah Juga Sering Kecelakaan

Pelatihan Safety Riding WahanaFoto: Istimewa Pelatihan Safety Riding Wahana

Saat Motor Kencang

Ketika kecepatan motor sudah di atas 80 kpj motor masuk dalam kategori kencang. Jusri mengatakan tekniknya tak beda jauh dengan pengereman di kondisi sedang, hanya saja beda saat awal pengeremannya.

"Ketika kita mau ngerem kecepatan di atas 80 kpj maka yang pertama harus dilakukan ialah tutup gas, kemudian baru rem depan tunggal, begitu kecepatan turun sampai 80 kpj baru gunakan kombinasikan ketiga rem tadi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com