JAKARTA, KOMPAS.com - Redaksi kembali menghadirkan foto sepeda motor spesial (collectible item) dalam bentuk goresan sketsa karya Oni Faristiwa. Liputan karya seni ini hadir reguler setiap Jumat, di kanal otomotif Kompas.com.
Kali ini, pada pekan ke-28 awak redaksi menghadirkan goresan sketsa motor Honda WIN. Motor legendaris yang sempat jadi motor dinas pak lurah, pegawai negeri sipil (PNS), pegawai bank hingga jadi andalan Rano Karno di sinetron Si Doel.
Honda WIN pertama kali meluncur pada 1984 diproduksi oleh PT Federal Motor. Kala itu namanya masih WIN saja belum ada tambahan 100 di belakangnya. Stikernya pun sangat sederhana.
Baca juga: Honda Astrea Star Biru, Bebek Retro yang Jadi Incaran
Honda WIN mengusung kode MCB dan tersedia dalam dua tipe, yakni on road dan semi trail. Motor ini diklaim lahir dengan menyesuaikan kebutuhan orang Indonesia atau medan di Asia Tenggara.
Secara garis besar Honda WIN bisa dikategorikan dalam tiga bagian. Era pertama yakni era awal yaitu model tahun 1984 sampai 1989. Era kedua yakni pada 1990 sampai 2000, dan masa ketiga yaitu 2001 sampai 2005.
Di balik sosoknya yang sederhana dan mesin yang ''hanya cukup'' sosok WIN rupanya menjelma jadi motor rakyat yang tangguh dan bersahaja. Motor ini kembali naik daun beberapa tahun belakangan.
Tren WIN dan Win 100 merebak seiring dengan tren bebek retro yang tak kalah hype. Bedanya WIN punya status tersendiri, yakni dari motor rakyat jadi mainan anak kustom.
Baca juga: Top of Mind, Honda NSR 150SP
Irfan Farid, pemilik toko Roda Gila 99, tren Win 100 atau yang akrab juga disebut Win Cepek ini ada dua aliran yakni orisinil dan modifikasi. Umumnya, gaya modifikasi yang diangkat adalah semi trail.
Tren WIN membuat pemilik motor ini jadi kejatuhan rejeki. Beberapa menjual motornya dengan harga yang cukup fantastis. Padahal, sebelum kembali populer, motor ini harganya hanya kisaran Rp 2,5 juta sampai Rp 3 jutaan, dengan kondisi bahan.
"Sekarang ini, kondisi yang biasa-biasa saja, pasarannya di atas Rp 10 jutaan. Sebelum ramai, yang orisinil saja paling harganya hanya Rp 8 jutaan," kata Irfan kepada Kompas.com, yang ditemui beberapa waktu lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.