Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Katanya Kemacetan di Jakarta Menurun

Kompas.com - 19/06/2019, 07:22 WIB
Stanly Ravel,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga pemantau kemacetan lalu lintas dari Inggris, TomTom Index, menyebutkan tingkat kemacetan di Jakarta pada 2018 mengalami penurunan 8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Jumlah penurunan ini diklaim yang paling besar dibandingkan kota-kota lainnya. Bahkan dengan adanya penurunan di tahun lalu, membuat Jakarta turun peringkat dari posisi keempat menjadi ketujuh dalam daftar kota termacet sedunia.

Selain menjadi suatu apresiasi bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, hasil positif ini pun disambut baik oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Dalam keterangan resminya, Kepala BPTJ Bambang Prihartono, mengatakan, penilaian tersebut akan menjadi pemacu untuk membenahi sektor transportasi di wilayah Jabodetabek.

Baca juga: Kenali Penyebab Kemacetan Lalu Lintas di Simpang Jalan

"Menangani permasalahan transportasi di DKI mau tidak mau harus menyinggung Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi karena wilayah-wilayah ini sudah menjadi satu area aglomerasi. Artinya, Jakarta dan daerah di sekitarnya ini sudah menjadi satu kesatuan secara ekonomi sehingga menyebabkan timbulnya mobilitas manusia dan barang yang sangat intens," kata Bambang, Selasa (18/6/2019).

Bambang menjelaskan, bila penyelenggaraan transportasi antar wilayah tidak terintegrasi dengan baik, maka transportasi yang seharusnya menjadi urat nadi perekonomian justru menjadi beban.

Sejumlah kendaraan melaju di Gerbang Tol Cibubur 2 Tol Jagorawi, Jakarta, Senin (16/4/2018). Uji coba yang dilakukan setiap hari Senin-Jumat kecuali hari libur nasional tersebut dimulai pukul 06.00 hingga 09.00 WIB diharapkan dapat mengurai kemacetan.MAULANA MAHARDHIKA Sejumlah kendaraan melaju di Gerbang Tol Cibubur 2 Tol Jagorawi, Jakarta, Senin (16/4/2018). Uji coba yang dilakukan setiap hari Senin-Jumat kecuali hari libur nasional tersebut dimulai pukul 06.00 hingga 09.00 WIB diharapkan dapat mengurai kemacetan.

Kemacetan yang terjadi dapat berkurang siginifikan kalau terbangun dan termanfaatkan sistem transportasi perkotaan berbasis angkutan umum massal yang teintegrasi, baik secara fisik maupun sistem mencakup keseluruhan wilayah Jabodetabek.

Infrastruktur dan Kebijakan

Pada 2018 sendiri, BPTJ telah berupaya maksimal menjalankan tugas dan fungsi dalam melakukan integrasi transportasi berbasis angkutan umum massal. Walau kewenangan relatif terbatas, BPTJ juga berkontribusi menekan kemacetan dengan beberapa upayanya.

Baca juga: Capaian Positif Hasil Ganjil-Genap di Jalanan Ibu Kota

Mulai dari penerapan ganjil-genap di beberapa pintu-pintu tol, pengaturan lalu lintas dan angkutan Asian Games di Jakarta beberapa waktu lalu, sampai penyediaan pelayanan transportasi massal yang bisa dijangkau dengan mudah oleh masyarakat. Contohnya seperti Jakarta-Airport (JA) Connexion dan Jakarta-Residence (JR) Connexion.

Kepadatan kendaraan di tol dalam kota di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (7/5/2013). Persoalan kemacetan menjadi persoalan yang mendera Jakarta karena pertumbuhan jumlah kendaraan yang tidak sebanding dengan penambahan infrastruktur jalan.
KOMPAS/PRIYOMBODO Kepadatan kendaraan di tol dalam kota di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (7/5/2013). Persoalan kemacetan menjadi persoalan yang mendera Jakarta karena pertumbuhan jumlah kendaraan yang tidak sebanding dengan penambahan infrastruktur jalan.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko, menjelaskan, adanya sejumlah kebijakan terkait transportasi dan sarana prasaran lalu lintas pada 2018 terbukti efektir menurunkan kemacetan di Ibu Kota. Mulai dari pembangunan flyover dan underpass, ganjil-genap, hilangnya jalur cepat di sejumlah jalan protokol, perluasan rute transportasi, sampai integrasi transportasi melalui Jak Lingko.

Melirik dari data TomTom, Indonesia kini memiliki tingkat kemacetan sebesar 53 persen dan berada di posisi ketujuh. Untuk rincinan tingkat kemacetan pada hari-hari kerja didominasi ketika malam, yakni 88 persen, sedangkan saat pagi hari 63 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau