Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Benelli Agar Tak Dikepung Merek Jepang

Kompas.com - 15/06/2019, 07:22 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai merek yang hadir di Indonesia sejak 2013, Benelli tergolong pemain baru, ketimbang merek Jepang yang sudah puluhan tahun. Latar belakang ini membuat merek motor Italia yang kini dikuasai konsorsium China itu melakukan deferensiasi produk agar bisa terus eksis di kancah roda dua nasional.

Penjelasan ini disampaikan Steven Kentjana Putra, Komisaris PT Benelli Anugerah Motor Pusaka, APM Benelli di Indonesia, di Jakarta, Kamis (13/6/2019). Steven mengatakan, perusahaan enggan bertarung terbuka dengan merek-merek Jepang.

Baca juga: Honda Masih Pilih Marquez daripada Layani Lorenzo

"Saya sebutnya kita tahu diri untuk tidak head to head. Waktu pertama hadir kita menghadirkan produk yang serupa yang ada di pasar, tapi mulai 2017 kita ubah. Karena itu produk kita sekarang berbeda dengan yang ada di pasar (merek Jepang)," kata Steven.

Benelli bisa saja menghadirkan produk sesuai selera pasar, kata Steven, karena diklaim punya portofolio lengkap. Seperti skutik, bebek, dan motor sport kelas entry level yang populasinya sangat besar di Indonesia.

"Tapi saya tidak mau. Karena tidak menjamin, konsumen itu selalu membandingkan merek. Jadi kami pilih yang tidak mereka (merek-merek Jepang) seriusi, karena buat mereka segmen seperti kami ini bisa dibilang kecil," kata Steven.

Baca juga: Tanpa Produk Baru, Daihatsu Andalkan MPV Hybrid di GIIAS 2019

Saat ini, Benelli mencoba menawarkan pasar lewat beragam model, mulai dari cruiser kecil, motor bergaya naked, adventure, hingga scrambler. Pilihan mesinnya juga bervariasi, dari kubikasi kecil sampai motor besar alias moge.

"Kalau diperhatiakn mulai 2017 kita juga masukkan motor besar, kemarin (di IIMS 2019) kita luncurkan Leoncino 500 dan TRK 502, jadi kita juga mau ubah persepsi masyarakat mengenai merek Benelli di Indonesia," kata Steven.

Pilihan untuk mengubah portofolio produk pada 2017 diakui Steven cukup berhasil. Penjualannya pada 2018 diklaim meningkat 200 persen, meski tak mau menyebutkan berapa volume penjualan, setelah memasarkan model-model yang disebutnya anti-mainstream.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
[FULL] Kapolri soal Pantauan Arus Mudik Lebaran 2025: Fatalitas dan Keamanan Lebih Baik dari Tahun
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau