Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingat, AMMDes Bukan Proyek Mobnas

Kompas.com - 20/11/2018, 08:02 WIB
Setyo Adi Nugroho,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bahasan soal mobil nasional (mobnas) belakangan disangkut pautkan dengan kendaraan seperti AMMDes (Alat Mekanis Multiguna Pedesaan). Meski pembahasan mengenai definisi mobil nasional masih simpang siur, namun frasa ini menjadi penanda kebanggan industri dalam negeri.

Namun soal sebutan mobnas Indonesia ini pihak Kementerian Peridustrian (Kemenperin) kurang setuju. Ini diungkapkan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Herjanto di Jakarta, Minggu (18/11/2018).

“Saya sendiri belum mendapat arahan bicara soal mobnas. Kalau kita bicara mobnas ini kan ada insentif yang mengikuti, khusus. Setahu saya pengertian mobnas di sini adalah kaya mobil-mobil LCGC (Low Cost Green Car), makanya definisi mobnas itu apa? Kalau mobnas itu diartikan adalah mobil dengan lokal konten tinggi, itu LCGC,” ucap Herjanto.

Herjanto menegaskan pemerintah mendorong terciptanya merek baru, seperti AMMDes. Pengembangan kendaraan buatan PT Kiat Mahesa Wintor Indonesia (KMWI) ini dijelaskan cukup cepat karena memanfaatkan ketersediaan industri komponen dari tier satu sampai tier tiga.

Baca juga: Angkutan Perdesaan Versi Modifikasi Bikin Menteri Ini Terkesima

Kandungan komponen lokal Wintor capai 86 persenStanly/KompasOtomotif Kandungan komponen lokal Wintor capai 86 persen

Untuk diingat, era mobnas pernah muncul pada tahun 90-an dengan Teknologi Industri Mobil Rakyat (Timor). Bahkan Timor diperkuat dengan Instruksi Presiden Soeharto saat itu yang berujung sanksi dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang menilai Indonesia melanggar ketentuan General Aggrement of Tarif and Trade (GATT), buah laporan dari merek-merek Jepang.

Ini juga yang membuat pemerintah tidak ingin melakukan pengembangan diskriminatif seperti yang lalu. Herjanto mengungkapkan saat ini pemerintah, tidak hanya otomotif, berusaha memiliki pola pengembangan “most favorite nation” karena Indonesia sudah menjadi anggota perdagangan dunia.

“Artinya kita mengembangkan sektor manapun, tidak hanya otomotif, tidak boleh ada proses diskriminatif. Kalau ada prinsip diskriminatif akan dibawa ke panel WTO,” ucap Herjanto.

“Bukan mobnas ya (AMMDes). Kita kan mengembangkan merek lokal. Kalau mobnas itu kan, kalau dibilang mobnas itu seakan-akan ada intervensi khusus di situ,” ucap Herjanto.

Baca juga: Sekarang Standar Emisi Euro IV Itu Seperti “Jebakan Batman”

Pendekatan pemerintah lebih pada kesanggupan industri komponen untuk mengembangkan merek baru seperti AMMDes. Herjanto memperkirakan gelar mobnas kerap dihubungkan dengan LCGC karena pendekatan konten lokal tinggi, juga kontribusinya terhadap pemasukan negara yang antara lain dari emisi, penggunaan bahan bakar dan penerimaan pajak.

“Itu sudah sesuai dengan cita-cita Making Indonesia 4.0 yang disampaikan Pak Airlangga (Menteri Perindustrian) dan Presiden. Ingin menjadikan lima sektor; otomotif, elektronik, tekstil, minuman dan makanan dan produk kimia,” ucap Herjanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau