JAKARTA, KOMPAS.com - Fitur anti-lock braking system (ABS) memang terbukti membantu memberikan pengereman lebih optimal pada roda, baik sepeda motor maupun mobil. Namun apakah akan optimal bila digunakan pada motor berkubikasi kecil.
Menjawab pertanyaan ini, Founder dan Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, mengatkaan pada prinsipinya ABS cukup baik diterapkan pada semua jenis motor, namun bicara soal fungsi ada faktor yang harus dipertimbangkan juga, mulai dari kondisi jalan, kecepatan laju, dan lainnya.
"Motor (kapasitas) kecil jarang selip akibat pengereman darurat, hal ini kerena faktor bobot masanya yang kecil. ABS akan lebih efektif atau mambantu pada kendaraan yang memiliki bobot besar karena momentum yang ditahan oleh ban itu juga besar," ucap Jusri kepada Kompas.com, Kamis (15/11/2018).
Baca juga: AISI Mempertanyakan Efektivitas ABS Bikin Angka Kecelakaan Turun
"Contoh, berat saya 100 kg, lalu di samping saya berat 30 kg. Kita diinstruksi lari pada kecepatan yang sama lalu pada saat yang sama pula kita disuruh berhenti, mana yang duluan berhenti ? pasti yang enteng, karena yang enteng momentumnya lebih kecil, ini kan fisika," ujar Jusri.
Baca juga: Kata Kemenhub Regulasi ABS pada Motor Masih Jauh
Namun demikian, Jusri juga tidak menutup mata bila penerapan wajib ABS akan menimbulkan hal positif lain. Paling utama dari sisi sensitif, yakni harga motor yang terkerek naik akibat penerapan ABS.
"Kalau diwajibkan ABS dalam konteks membuat harga motor menjadi mahal, itu saya setuju karena positif. Artinya dengan harga motor kecil yang menjadi mahal dampaknya membuat moda transportasi motor akan makin mengecil, kalau penggunanya mengecil otomatis statistik angka kecelakaan akan menurun," kata Jusri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.