JAKARTA, KOMPAS.com - Masih ingat dengan pria yang "riding" Jakarta-Bali dengan Vespa berbahan bakar sampah plastik. Pria bernama lengkap Dimas Bagus Widjanarko itu kini berencana melanjutkan perjalannnya keliling Indonesia. Tujuannya masih sama, yakni mengkampanyekan cara mengolah sampah plastik menjadi BBM.
Menurut Dimas, perjalan bakal start dari Bali, lanjut ke NTB, NTT, kemudian menyeberang ke Sulawesi. Dari Pulau Celebes, kemudian melanjutkan perjalanan ke Kalimantan, dan menyeberang ke Sumatera, sembari menutup perjalanan menyusuri Pulau Andalas tersebut.
"Kayaknya dimulai tahun depan. Kita sudah rencanakan mulai start Januari," kata Dimas kepada Kompas.com, Kamis (27/9/2018).
Baca juga: Sampah Plastik Juga Bisa Diolah Jadi Beragam Jenis BBM
Pasca riding Jakarta-Bali pada pertengahan tahun, Vespa Super tahun 1977 yang dikendarai Dimas hingga kini masih ditinggalkan di Bali. Dengan skuter itulah nantinya ia akan memulai kembali kampanye lingkungan #pedulisampahplastik yang dilakukan organisasinya, Gerakan Tarik Plastik (Get Plastic) itu.
"Diperkirakan sih waktu tempuhnya nanti sekitar enam bulan," ujar Dimas.
Pengolahan sampah plastik menjadi BBM dilakukan Get Plastic dengan menggunakan alat khusus yang mereka buat sendiri. Alat tersebut relatif mudah dibuat. Sehingga jika makin banyak orang yang bisa membuat, diharapkan bisa mengurangi permasalahan sampah plastik di tengah masyarakat.
Baca juga: Butuh Ratusan Kilogram Sampah Plastik untuk Touring Jakarta-Bali
Dimas berharap kampanye #pedulisampahplastik bisa menggerakan masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungannya, terutama terkait sampah plastik. Get Plastic menyebut rata-rata kantung plastik hanya digunakan 25 menit. Namun dibutuhkan hingga 500 tahun agar plastik tersebut hancur dan terurai di alam.
Baca juga: Konsep Mobil Sampah Plastik Mahasiswa UGM Juara di Inggris
Kontribusi terbesar polusi plastik adalah dari botol minuman. Tercatat ada 480 milyar botol plastik terjual sepanjang tahun 2016. Artinya lebih dari 20.000 botol dijual per detik. Dengan kondisi tersebut, jika tak segera ditangani, diprediksi jumlah plastik di laut bisa lebih banyak dari ikan pada tahun 2050.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.