Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakai Vespa Ber-BBM Sampah Plastik, Pria Ini Siap Jelajahi Jawa-Bali

Kompas.com - 19/05/2018, 12:45 WIB
Alsadad Rudi,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

Jakarta, KOMPAS.com - Seorang aktivis lingkungan bernama Dimas Bagus Widjanarko tengah bersiap memulai perjalanan sejauh 1.200 kilometer menyusuri Pulau Jawa dan Bali. 

Dalam perjalanannya ini, Dimas akan menggunakan Vespa Super tahun 1977 yang mengonsumsi bahan bakar dari hasil pengolahan sampah plastik.

Perjalanan Dimas akan dimulai dari Jakarta, 19 Mei dan dijadwalkan akan finis di Sanur, Bali pada 30 Juni. Perjalanan ini merupakan bagian dari kampanye #pedulisampahplastik yang dilakukan organisasinya, Gerakan Tarik Plastik (Get Plastic).

Selama perjalanan, Dimas akan singgah di 15 kota untuk mengadakan workshop seputar pengolahan sampah plastik.

Dimas berharap kampanye #pedulisampahplastik bisa menggerakan masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungannya, terutama terkait sampah plastik.

Baca juga: Ini Penyebab Kendaraan di Jakarta Boros Bahan Bakar

"Kami juga berharap ke depannya ada pengolahan sampah plastik yang berbasiskan masyarakat demi tercapainya program Indonesia Bebas Sampah Plastik 2020," ucap Dimas saat ditemui sebelum memulai perjalanannya dari Gudang Sarinah Ekosistem, Pancoran, Jakarta.

GP 007, alat pengolahan sampah plastik yang dibuat Dimas Bagus Widjanarko. Dimas adalah aktivis lingkungan yang akan menempuh perjalanan sejauh 1.200 kilometer menyusuri Pulau Jawa dan Bali. menggunakan Vespa Super tahun 1977 yang menggunakan bahan bakar dari hasil pengolahan sampah plastik.Kompas.com/Alsadad Rudi GP 007, alat pengolahan sampah plastik yang dibuat Dimas Bagus Widjanarko. Dimas adalah aktivis lingkungan yang akan menempuh perjalanan sejauh 1.200 kilometer menyusuri Pulau Jawa dan Bali. menggunakan Vespa Super tahun 1977 yang menggunakan bahan bakar dari hasil pengolahan sampah plastik.

Get Plastic menyebut rata-rata kantung plastik hanya digunakan 25 menit. Namun dibutuhkan hingga 500 tahun agar plastik tersebut hancur dan terurai di alam.

Kontribusi terbesar polusi plastik adalah dari botol minuman. Tercatat ada 480 milyar botol plastik terjual sepanjang tahun 2016. Artinya lebih dari 20.000 botol dijual per detik. Dengan kondisi tersebut, diprediksi jumlah plastik di laut bisa lebih banyak dari ikan pada tahun 2050.

Pemerintah Indonesia diketahui pernah melakukan upaya pengurangan sampah plastik dengan mengeluarkan kebijakan kantong plastik berbayar Rp 200. Meskipun dinyatakan adanya pengurangan penggunaan plastik 25-30 persen di beberapa kota, namun angka ini belum terlalu siginifikan untuk menjawab pesoalan sampah plastik saat ini.

Melihat kondisi sampah dan berbagai bahaya yang ditimbulkan oleh sampah plastik dalam jangka waktu lama, sejak 2014, Get Plastic telah mengembangkan alat pengolahan sampah plastik menjadi energi (BBM) serta memanfaatkan alat tersebut dengan melakukan berbagai kegiatan wokshop dan pendampingan.

Baca juga: Skuter Hidrogen LIPI Konversi Bahan Bakar Bensin

Setiap harinya Get Plastic berkegiatan di Gudang Sarinah Ekosistem dan membuka donasi sampah plastik yang kemudian diolah menjadi BBM. Sekarang Get Plastic sedang menjajaki kerjasama dengan berbagai stakeholder seperti pemerintah, perusahaan, CSR, NGO, akademisi dan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam gerakan #pedulisampahplastik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com