Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Biarkan Ban Serep "Nganggur"

Kompas.com - 09/05/2018, 08:42 WIB
Alsadad Rudi,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

 

Jakarta, KOMPAS.com - Ban serep adalah ban cadangan di mobil yang biasanya hanya diperlukan saat ban utama bermasalah. Namun, kebiasaan ini dinilai salah.

Training and Product Evaluation Department Manager Bridgestone Indonesia Deni Arief Pribadi menilai bermasalah atau tidaknya ban utama, ban serep harus terus dipakai. Karena itu, ia menilai perlu ada rotasi ban setiap jarak tempuh kendaraan mencapai 5.000 kilometer.

"Ban harus dirotasi setiap 5.000 km. Jadi ban serep harus turun walaupun ban yang tidak kenapa-kenapa," kata Deni saat ditemui di Karawang, Selasa (8/5/2018).

Menurut Deni, rotasi ban bertujuan agar tingkat keausan ban bisa merata. Kondisi ini dinilainya lebih aman untuk keselamatan berkendara.

Baca juga : Ban Serep Daihatsu Selalu Sama dengan Ban Utama

"Kalau ban serepnya tidak dipakai, nanti pada suatu waktu diperlukan, ban bisa tinggi sebelah. Yang satu masih tinggi, yang lain sudah gundul," ucap Deni.

Ilustrasi ban cadanganVW Motortrend Ilustrasi ban cadangan

Sementara itu, Marketing Product Development PT Gajah Tunggal Tbk Dodi Yanto mengatakan, rotasi ban juga selalu digunakan bengkel-bengkel saat dilakukannya servis. 

Selain menyamakan tingkat keausan, rotasi ban juga berguna untuk mengoptimalkan kinerja ban itu sendiri.

Baca juga : Kemenperin Mau Ubah Regulasi Ban Serep

"Ban yang selalu dipakai akan terkena panas, kena dingin, jadi bannya bekerja. Tapi kalau ban serep yang tidak pernah dipakai, selama setahun aja, pasti jadi lebih keras," ucap Dodi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau