Jakarta, KOMPAS.com - Berdasarkan data wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan Mazda CX-3 sepanjang 2017 mencapai 848 unit. Hasil itu didapat dari 10 bulan penjualan, karena crossover itu baru dijual Maret 2017.
Sementara distribusi dua bulan pertama tahun ini sudah mencapai 108 unit. Pencapaian itu dinilai PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) sebagai importir dan distributor resmi Mazda di Tanah Air, lumayan cukup bagus.
"Karena kita menyasar pada segmen anak muda, yang bicara mengenai kocek masih bergantung pada orang tuanya," kata Roy Arman Arfandy, Presiden Direktur PT EMI di Jakarta pekan lalu.
Lantas, banyak yang bilang kalau harga CX-3 itu terlalu mahal sehingga performa penjualannya kurang begitu maksimal. Bagaimana tanggapannya?
Baca juga: Banderol "Murah" CX-3 Ternyata Karena Diskon Rp 24 Juta
Menurut Roy, harga tersebut sudah disesuaikan dengan kondisi dan juga fitur yang tersedia pada crossover itu. Apabila dibandingkan dengan kompetitor di kelasnya, diklaim memiliki banyak keunggulan.
"Jadi saya rasa cukup sesuai, kalau dibandingkan dengan kompetitor dari harga jelas berbeda, tetapi dari segi spesifikasi lebih banyak CX-3," ujar Roy.
Jika merujuk pada pernyataan Sales Marketing & Public Relation EMI Ricky Thio, pada saat media test drive CX-3 di Bandung, Jawa Barat pada April 2017, crossover itu ditargetkan menjadi bagian dari tulang punggung EMI.
Target penjualan diharapkan bisa mencapai 1.600 unit. Namun, pada kenyatannya 10 bulan pertama tahun lalu hanya terjual 800-an unit saja.
Harga CX-3 per Maret 2018 melihat situs resmi Mazda, yaitu mulai Rp 388.000.000 (Touring), dan Rp 435.000.000 (GT).