Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Thailand, Surganya Aksesori Honda PCX

Kompas.com - 14/01/2018, 11:35 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

 

Jakarta, KompasOtomotif — Aksesori "aftermarket" berkualitas untuk Honda PCX dinilai masih sulit ditemui. Kondisi ini yang kemudian berdampak terhadap relatif mahalnya aksesori PCX. Demikian diungkapkan Sekretaris Jenderal komunitas HPCI (Honda PCX Club Indonesia) Ibnu Aditya.

Kendati demikian, Ibnu menyebut para anggota HPCI punya cara jitu untuk mengatasi kondisi tersebut. Caranya dengan meminta beberapa anggota yang punya cukup waktu luang untuk pergi ke salah satu negara surga aksesori otomotif, Thailand.

"Jadi kalau ada teman yang berburu aksesori ke sana nih, yang lain menyediakan ongkos buat pesawat sama nginep. Tapi enggak lebih," kata Ibnu kepada KompasOtomotif, Sabtu (13/1/2017).

Honda PCX milik Ibnu Aditya yang diubah bak Goldwing.  KompasOtomotif/Alsadad Rudi Honda PCX milik Ibnu Aditya yang diubah bak Goldwing.

Menurut Ibnu, belanja aksesori ke Thailand cukup efektif bila ingin menekan pengeluaran. Sebab, dengan merek dan kualitas yang sama, harga aksesori bisa dua kali lipat lebih dibanding yang dijual di Indonesia.

Namun, karena ada ongkos pesawat dan penginapan yang harus ditanggung, cara ini sebaiknya hanya dilakukan untuk pembelian aksesori dalam jumlah besar. Contohnya tentu saja seperti yang dilakukan komunitas HPCI yang membeli banyak untuk keperluan banyak anggota.

Baca juga: Bermodal Rp 11 Juta, PCX Disulap Bak Gold Wing

Tapi jumlah besar yang dimaksudkan di sini juga masih dalam tahap wajar. Artinya, masih di bawah nilai minimal barang impor yang ditetapkan Bea Cukai. Tujuannya agar barang tersebut tidak dikenai bea masuk. Ketentuan yang berlaku saat ini, batas maksimal belanjaan dari luar negeri yang terbebas dari pungutan bea masuk adalah 500 dollar AS atau setara Rp 6,77 juta.

Honda PCX milik Ibnu Aditya yang diubah bak Gold Wing.KompasOtomotif/Alsadad Rudi Honda PCX milik Ibnu Aditya yang diubah bak Gold Wing.

"Kalau di sini masih ada dengan harga plus ongkos pesawat sama nginep yang sama, kita tetap beli yang di sini. Kita baru ke sana biasanya buat cari aksesori yang aneh-aneh dan biasanya tidak ada di sini," ucap Ibnu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau