Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Laporan Langsung dari Tokyo Motor Show 2017, Jepang

Sudah 110 Tahun, Ini Transformasi Wujud Daihatsu

Kompas.com - 29/10/2017, 11:02 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri

Penulis

 

Osaka, KompasOtomotif – Produsen mobil terbesar kedua di Indonesia setelah Toyota, Daihatsu, usianya saat ini menyentuh 110 tahun. Beberapa menyebut, kalau merek ini bahkan sebagai yang tertua di Jepang.

Berkesempatan mengunjungi langsung Daihatsu Humobility World Museum di Ikeda, Osaka, Jepang, merek yang lahir pada 1907 ternyata tak memulai bisnisnya dari industri otomotif, melainkan perusahaan yang fokus dibidang mesin.

Berbagai mesin dibuat Daihatsu hingga era Showa atau 80 tahun lalu, yang kemudian perlahan-lahan membuat mereka mulai merakit mesin sepeda motor roda tiga dan juga mobil.

Salah satu mesin Daihatsu yang pertama dibuat dan menjadi legendaris adalah diesel LH25. Mesin tersebut ternyata bukan untuk sepeda motor atau mobil, tapi diperuntukan sebagai mesin pompa untuk mengalirkan air ke sawah.

“Mesin ini (LH25) salah satu yang dibawa dari kota Taga, prefektur Shiga ke museum, yang dioperasikan hingga 1933 atau beropearasi lebih dari 20 tahun, atau lebih dari 1.000 jam selama satu tahun,” tutur Amin Hanafiah staff Daihatsu Motor Company (DMC), Jumat (27/10/2017).

Baca juga : Resep Daihatsu Racik Mobil Irit di Jepang

Daihats Fellow.Ghulam/KompasOtomotif Daihats Fellow.

Baca Juga: Ini Tanggal Peluncuran Rush-Terios

Mulai 1950-an

Setelah berkecimpung lama di permesinan, sekitar tahun 1950-an Daihatsu mulai melangkah ke sektor otomotif dengan produk perdananya Midget. Ini merupakan nenek moyang produk-produk otomotif Daihatsu yang eksis saat ini, model pertama tersebut juga dikenal dengan sebutan “bemo” di Indonesia.

Pada saat itu Midget baru dirancang untuk kendaraan komersial pengangkut barang, bukan orang. Kehadiran kendaraan bak terbuka tiga roda Daihatsu itu, juga kemudian mengubah pola kerja masyarakat Jepang, yang sebelumnya konvensional.

Meski era Midget berakhir dipenguhujung tahun 60-an, tapi eksistensi Daihatsu tak lantas berhenti sampai situ, mereka berinovasi menghadirkan mobil kecil pertamanya, yaitu Daihatsu Fellow. Dari bentuknya yang sedikit kotak, model ini sekilas mirip dengan mobil-mobil asal Inggris.

Daihatsu Charade.Ghulam/KompasOtomotif Daihatsu Charade.

“Daihatsu membuat Fellow untuk masyarakat berpenghasilan cukup di Jepang, yang bisa diisi oleh empat orang penghuni di dalam kabinnya. Ini jadi mobil kei yang paling awal dibuat Daihatsu, dengan kapasitas mesin 356 cc,” ujar Amin.

Ada beberapa varian Fellow yang dibuat, mulai dari Fellow L37, Fellow Max, Fellow Max Hartop, Fellow Buggy, kemudian Fellow Max dan Max Coure, hingga akhirnya hanya disebut Daihatsu Max.

Baca Juga: Ini Cara Daihatsu Uji Mobil

Era 1970 sampai 2.000-an

Beranjak ke era 1970-an, Daihatsu kemudian menghadirkan produk barunya Charade, yang kemudian menjadi sangat populer di zamannya. Model ini menyematkan teknologi terbaru kala itu, dengan mengadopsi mesin tiga silinder 1.000 cc.

Kebaradaan Charade cukup lama bertahan dipasaran, sebab mobil ini ada sejak 1977 hingga 2000. Mobil kompak ini juga memenangkan berbagai award, seperti salah satunya Motorfan Car of Year.

Semakin ke sini, Daihatsu terus mengembangkan diri dan melahirkan banyak produk, seperti Hijet, Taff, Mira dengan berbagai jenisnya. Bukan hanya di Jepang, nama Daihatsu juga semakin dikenal di Indonesia, dengan berbagai modelnya mulai dari bemo sampai Xenia, Gran Max, Sigra dan Ayla yang cukup populer di sini.

Daihatsu Ayla yang dipamerkan di museum Daihatsu Jepang.Ghulam/KompasOtomotif Daihatsu Ayla yang dipamerkan di museum Daihatsu Jepang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau