Morotai, KompasOtomotif – Bersama dengan saudara kembarnya Avanza, Daihatsu Xenia masih mampu bertahan di pasar low multi purpose vehicle (LMPV) Tanah Air. Walaupun memang angkanya tidak sebanyak yang dijual Toyota.
Pada semester pertama 2017 ini total wholesales-nya masih bertahan di angka 3.000-an unit perbulannya, walaupun angka ini menurun dibanding 2016 yang rata-ratanya hampir 4.000-an unit. Dari total pasar LMPV, posisi Xenia masih membuntuti Honda Mobilio di posisi ketiga, atau berkontribusi 15 persen.
Hendrayadi Lastiyoso, Marketing & CR Division Head PT Astra International-Daihatsu Sales Operation (AI-DSO) mengatakan, kalau resale value jadi alasan Xenia masih punya performa baik sampai saat ini. Harga jual kembali inilah yang menjadi pertimbangan masyarakat untuk membeli Xenia.
“Xenia sudah cukup lama eksis dari 2004-2017 atau 13 tahun, dan terbukti bahwa resale value juga bagus. Jadi salah satu kunci sukses bermain di LMPV tentu produknya harus mempunyai resale value yang baik,” ujar Hendrayadi, Jumat (21/7/2017).
Ini tentu sesuai dengan ekspektasi dari segmen LMPV, yang diisi oleh pembeli menengah ke bawah atau first time buyer. Jadi ketika mereka ingin mengganti mobil lamanya, setelah menyelesaikan kredit selama 4-5 tahun, pemilik mobil tidak ingin terlalu banyak mengeluarkan uang tambahan untuk yang baru.
“Resale Value” Tidak Mudah
Hendrayadi menambahkan, resale value ini bukan persoalan mudah, pasalnya ini dibentuk oleh pasar dan tidak bisa diatur oleh pabrikan. Ini yang kemudian jadi salah satu pertimbangan produk baru di segmen LPMV untuk bisa bertahan di pasar.
“Harga jual kembali ini market yang menciptakannya. Faktornya tergantung populasi, di mana itu adalah cerminan dari banyaknya permintaan atau demand. Hal itu tidak bisa di buat oleh kami sebagai produsen, tapi terjadi secara alami di pasar,” ujar Hendrayadi.