"Negosiasi gaji menjadi hal yang sangat kritis yang pernah kami hadapi selama ini dengan pihak serikat pekerja. Saya akan lakukan apapun yang mungkin dan tidak mungkin untuk menjamin kita punya masa depan yang pasti," jelas Sergio Rocha, Chief Executve Officer GM Korea dilansir Automotive News (28/5/2014).
Para pekerja di Korsel menuntut adanya upah buruh lebih baik setelah Mahkamah Agung Korsel mengeluarkan peraturan baru, yakni bonus periodik dan kompensasi lain wajib dimasukkan di dalam gaji pokok. Hyundai Motor Company, produsen mobil lokal terbesar dan Kia tengah memperjuangkan haknya di meja hijau dengan serikat pekerjanya karena masalah ini.
"Dengan mengitegrasikan bonus dan tunjangan lain ke gaji pokok, ongkos kerja otomatis langsung melesat naik. Ini tidak bagus bagi GM Korea, tidak juga untuk industri, dan tidak juga untuk Korea," beber Rocha.
Keputusan mahal
Jika dituruti, maka setidaknya akan ada beban tambahan 13,75 triliun won bagi ongkos pekerja di perusahaan, di seluruh Korea Selatan, menurut Federasi Pekerja Korea. Menaikkan gaji pokok otomatis memperbesar beban operasional, karena biasanya dijadikan patokan untuk menghitung yang lain, termasuk biaya lembur sampai kenaikan tahunan.
Saat ini GM Korea masih dalam tahap pembicaraan soal pembayaran pekerja, termasuk keputusan gaji pokok. Salah satu perwakilan dari Serikat Pekerja GM Korea, masih belum mau berkomentar soal masalah ini.
Rocha melanjutkan, GM Korea saat ini menjadi basis produksi untuk beberapa model global, seperti Chevrolet untuk memasok kebutuhan Australia dan Jerman. Kondisi semakin diperburuk dengan terus menguatnya nilai tukar won, sehingga memangkas keuntungan ketika ekspor mobil ke luar Korsel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.