Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Banyak Kejutan dari VW Tiguan 1.4 TSI

Kompas.com - 28/02/2013, 16:08 WIB

Jakarta, KompasOtomotif – Harapan lain VW di Indonesia tertambat pada model SUV. Setelah sekian lama mengandalkan VW Golf sebagai tulang punggung, kini VW Tiguan 1.4 TSI yang turun di kelas C-Segment juga diyakini bakal sukes oleh PT Garuda Mataram Motor (GMM), distributor mobil Jerman itu di Indonesia.

Pesanan untuk model ini sudah mengendap sejak IIMS 2012, tapi baru Februari ini GMM  menyediakan untuk dijajal. Sebelum digeber calon konsumen, wartawan otomotif nasional diberi kesempatan dulu  di trek buatan kawasan Ancol, Jakarta Utara, termasuk KompasOtomotif.

Sekilas pandang dari segi rupa, Tiguan cukup menarik. Sebagai SUV, dimensinya tak begitu besar, justru sangat kompak. Tapi ketika masuk di dalamnya, secara mengejutkan lega! KompasOtomotif pindah ke bangku belakang, juga lega. Bahkan di depannya sudah ada meja lipat yang menempel di kedua sandaran belakang jok depan, lubang AC di dekat kaki, dan konektor power.

Galak di Putaran bawah
Tibalah saatnya menggeber. Di trek aspal, pedal gas ditekan setengah, dan akslerasinya kembali bikin terkejut. Mesin 1.400cc TSI sangat galak di putaran bawah sampai menengah.  Kalau dilihat dari spesifikasi, mesin yang dinobatkan sebagai yang terbaik di dunia selama empat tahun hingga 2011 itu menghasilkan tenaga 170 PS dilengkapi TSI (Twincharger Stratified Injection). Diklaim tenaganya sama dahsyat dengan mesin 2.300cc tanpa turbo. Kombinasi  turbocharger dan supercharger  yang bekerja seri membuat tenaga besar didapat di semua putaran mesin.

Dengan begitu, beberapa tikungan kecil dan rintangan menanjak dapat dilibas dengan cepat. Kejutan lain, adanya fitur ”auto hold” yang sanggup menahan mobil agar tak menggelinding ketika berhenti di tanjakan atau turunan. Cukup tekan tombolnya yang terletak di konsol tengah, di sebelah tombol rem tangan. Perlengkapan ini memang sudah pernah ada di mobil lain, seperti Hill Start Assist atau Downhill Assist Control dengan fungsi yang sama.  Tapi yang KompasOtomotif rasakan, pada saat menanjak atau menurun, dan berhenti di tengah-tengah, ketika pedal rem diangkat, ban tidak menggelinding sama sekali.

 Lepas dari tanjakan, pedal gas digeber lagi, kali ini masuk di trek gravel atau tanah berbatu kerikil. Perlengkapan keselamatan seperti ESP, ABS, dan EBD sangat membantu untuk menaklukkan tikungan licin. Dengan begitu, mobil tidak selip dan terus menemukan tenaganya meski diperlakukan secara ekstrem alias ”ngesot-ngesot”.

Pengendalian sangat lincah, bahkan untuk ukuran SUV, mungkin inilah yang menurut KompasOtomotif paling lincah. Mengendalikan Tiguan sama lincahnya dengan naik sedan, tapi suspensi jelas lebih keras. Apalagi, GMM sudah menegaskan kalau suspensi ini mengalami perubahan (lebih kuat dan kaku) sesuai kondisi jalan di Indonesia.

Mati Sendiri
Trek selesai dilalui dan ketika berhenti, dalam tiga detik mesin seketika mati. Inilah fitur start/stop engine otomatis akan membaca jika mesin harus mati  dan berguna di saat kita terjebak di kemacetan parah, atau berhenti di lampu merah. Tinggal injak gas, otomatis mesin menyala. Tujuannya adalah efisiensi bahan bakar.

Meski demikian, ada syarat tertentu agar mesin bisa mati sendiri ketika berhenti. Temperatur di dalam harus lebih rendah ketimbang luar (kabin lebih dingin). Jika di dalam kondisinya lebih gerah ketimbang luar, mesin tidak akan mati, karena menjaga penumpang agar tetap nyaman. Syarat lain adalah tegangan aki tak boleh kurang dari 12 volt untuk menjaga agar starter elektrik tetap bisa difungsikan.

VW Tiguan dipasarkan GMM dua tipe, versi standar dibanderol Rp 399 juta dan yang lebih mewah (highline) Rp 420 juta. Harga itu sangat kompetitif dengan para pesaing seperti Honda CR-V 2.000 cc (Rp 370-402 juta) dan Mazda CX-5 (Rp 375 juta dan Rp 410 juta).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com