Jakarta, KompasOtomotif – Sadarkah anda, bahwa saat ini tidak banyak lagi orang yang memasukkan anak kunci ke pintu mobil, memutar, lalu membuka pintu? Sudah ada radio transmitter kecil yang terpasang pada kunci mobil untuk membuka pintu, dan menjadi peranti standar hampir semua mobil modern.
Saat Anda menekan tombol, transmitter kunci akan menyalurkan sinyal ke penerima (receiver) di dalam mobil dengan frekuensi yang sama. Ini memicu komponen pada pintu untuk membuka kunci. Tapi pertanyaan lainjutan muncul, mengapa kunci Anda tidak bisa membuka kunci mobil lain yang serupa?
Rasanya jarang mendengar maling membuka pintu (dalam hal ini central lock) pakai kunci lain. Meski mungkin saja terjadi, namun teknologi macam rolling code sampai data encryption pada sistem ini cukup untuk membuat maling sulit. Jika dipaksakan, maling harus menghadapi teknologi canggih.
Keyless entry system bekerja di atas frekuensi antara 300-400 MHz. Jika kunci bisa mengirim sinyal tunggal ini, seharusnya tiap mobil bisa dibuka dengan kunci Anda. Itulah mengapa, ada kode unik yang membuat tidak semua mobil bisa dibuka pintunya dengan kunci yang frekuensinya sama.
Rolling Code
Di sinilah peran rolling code dimulai. Kode ini juga disebut hoping code. Saat Anda memencet tombol utuk mengunci atau membuka pintu, frekuensi tepat dari transmitter di kunci akan berubah, dan receiver di dalam mobil hanya menangkap frekuensi itu.
Dengan kata lain, kode unik akan terus ”berputar” saat digunakan. Chip kontrol di dalam mobil menerima sinyal dan mampu mengubah kode saat tombol Lock dan Unlock dipencet.
Sebelum sistem rolling code ini dikembangkan, maling masih bisa menggunakan peranti elektronik yang disebut ”code grabbers” untuk mencari kode unik dari kunci. Dengan rolling code, sinyal akan berubah-ubah setiap saat, membuat code grabbers tak lagi berguna.
Lebih sulitnya lagi, kode tersebut tersimpan di dalam mobil, bukan di kunci. Maling harus membobol mobil dulu untuk mengakses kode ini, yang tentunya harus brusaha masuk mobil terlebih dahulu.
Nomor yang dihasilkan dari rolling code sangat random. Secara teori, sebenarnya bisa saja hacker menebak kode apa yang akan muncul selanjutnya. Karena itulah, kode yang tercipta dari rolling code sangat aneh, membuat kemungkinan ketemu angkanya satu banding satu miliar.
Kemungkinan
Kendati demikian, tetap saja, tidak ada sistem keamanan mobil yang sempurna. Pada 2007, sekelompok peneliti menemukan kerentanan dalam algoritma yang digunakan oleh hampir setiap produsen mobil untuk mengenkripsi kode keamanan mereka. Dengan kerentanan ini, mereka mereka mampu membuka setiap mobil yang dibuat oleh produsen dengan kunci mereka.
Lalu, apakah kini Anda harus khawatir kendaraan dibawa kabur maling dengan metode itu? Mungkin tidak, karena metode yang ditemukan sangat tinggi dan benar-benar rumit. Ini membuat maling akan berpikir berkali-kali pakai metode pemecahan kode kunci, dan lebih baik memecahkan kaca untuk bisa masuk atau mencuri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.