Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara Berkembang Mulai Topang Otomotif Global

Kompas.com - 20/05/2014, 07:40 WIB
Agung Kurniawan

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif - Tren perkembangan industri otomotif global kini mulai menuju satu arah, yakni teknologi ramah lingkungan. Semakin minimnya sumber daya alam sebagai sumber energi membuat prinsipal otomotif global mulai berhemat, sekaligus mengeluarkan produk-produk berteknologi baru.

Saat ini, krisis keuangan yang bersumber dari negara maju membuat industri otomotif global menggantungkan nasibnya ke negara-negara berkembang. "Setelah krisis keuangan global menimpa, pasar mobil di negara berkembang mampu menyusul tajam pasar produk di negara negara maju dalam penjualan kendaraan secara keseluruhan, dan diperkirakan untuk menguasai dua pertiga dari penjualan global tahun depan," jelas Domy Halim, Country Manager Ipsos Business Consulting, dalam keterangan resmi yang diterima KompasOtomotif, Senin (19/5/2014).

Investasi
Investasi Langsung Asing di sektor otomotif Indonesia, misalnya, telah meningkat sebesar 114 persen periode 2010 - 2013. Apalagi, mulai tahun depan Indonesia sudah tergabung dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. Artinya, semua produk yang di pasarkan dalam anggota ASEAN, bebas pajak. Kumpulan negara di Asia Tenggara ini menyatu menjadi satu kawasan perdagangan bebas.

Untuk memanfaatkan momentum ini, industri manufaktur terus mengembangkan proses produksi baru yang lebih efisien untuk mendapat profit yang lebih besar, dipacu oleh dorongan pemerintahan China dan beberapa negara ASEAN lainnya.

Tren ini juga terjadi di Indonesia, ditandai dengan bergulirnya inisiatif pemerintah pada Low Cost Green Car ( LCGC ). Sejak September 2013, program ini berhasil melahirkan beberapa produk baru, yaitu Toyota Agya, Daihatsu Ayla, Suzuki Karimun wagon R, Honda Brio Satya, dan terakhir Datsun Go+ Panca. Jika ditotal, semua model LCGC yang sudah hadir di pasar sudah terjual 10.000-15.000 unit per bulan.

Skema serupa telah dilakukan oleh pemerintah Thailand melalui proyek "Eco Car" pada 2010. Malaysia juga baru saja melepas kebijakan perakitan kendaraan ramah lingkunan dengan iming-iming insentif pajak.

Semakin maraknya persaingan di segmen LCGC diprediksi akan berimbas pada harga yang lebih murah bagi konsumen dan juga akan berdampak pada produsen suku cadang otomotif.  Di sinilah tantangan produsen suku cadang otomotif untuk mencari dan memanfaatkan sumber bahan baku lokal untuk menekan biaya produksi.

Dengan demikian produsen yang mampu melakukan ini akan meraup pendapatan yang lebih besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau