Kemudian, motor listrik ini memiliki dua baterai (kapasitas masing-masih 1,5 kWh) yang sama persis seperti Honda EM1 e:. Bedanya kalau di CUV e: ini range-nya bisa tembus 80,7 Km.
Baca juga: Komponen Mobil yang Wajib Dirawat Setelah Mudik Jarak Jauh
Selain itu, kedua baterai ini bekerja secara seri. Sehingga tidak bisa hanya terpasang satu baterai saja, harus dua-duanya sekaligus.
Bicara soal fitur, CUV e: dibekali lampu LED di depan dan belakang. Tapi untuk di depan, rupanya lampu utama bersembunyi di bawah DRL dengan 4 titik cahaya.
Sementara lampu belakang dengan model melebar terlihat keren. Tapi untuk lampu rem utamasebenarnya bersembunyi di bawah DRL. Sedangkan lampu sein berada di sisi kanan-kiri.
Pada area setang, terdapat layar instrumen yang terlihat besar dan mencolok seperti tablet. Ukurannya 5 inci untuk varian standar dan 7 inci untuk varian RoadSync. Adapun saklar-saklar di bagian kanan merupakan penunjuk mode berkendara, starter, dan gigi mundur.
Baca juga: Tanda Pengemudi Bakal Mengalami Microsleep Saat Perjalanan Mudik
Sementara di sisi kiri, saklarnya lebih banyak. Ada lampu dekat, lampu jauh, dan pass beam. Kemudian tombol multi function untuk mengatur layar instrumen. Lalu ada tombol untuk mundur, lampu sein, dan klakson.
Ketika dipakai mundur, laju motor lebih terprediksi. Tidak membuat kaget seperti ketika memelintir putaran gas. Kemudian, di bawahnya terdapat laci dengan colokan USB Type-C Charger yang bisa dipakai buat mengecas smartphone.
Tepat di sebelahnya, terdapat kontak tipe smart sey yang diakses tanpa anak kunci. Untuk laci tidak terlalu besar, hanya muat ponsel ukuran tertentu dan sarung tanganm dan di bawahnya terdapat gantungan yang bisa dimanfaatkan membawa barang ukuran lebih besar.
Salah satu fitur yang paling mencolok dari Honda CUV e: adalah Smartphone Connection yang memanfaatkan teknologi Honda Roadsync.
Baca juga: Marquez Sempat Berpikir Kalah di Sprint Race MotoGP Amerika
Fitur ini memungkinkan pengendara untuk terhubung dengan ponsel pintar dan menyediakan fungsi navigasi, telepon, musik, pesan, hingga Voice Command.
Untuk menggunakan fitur ini, pengendara cukup mengaktifkan Bluetooth di ponsel dan mengoneksikannya secara manual melalui tombol di sakelar sebelah kiri. Sementara untuk memaksimalkan fitur Roadsync, penggunaan Intercom sangat disarankan.
Dengan perangkat ini, pengendara dapat menjawab telepon langsung, mendengarkan musik, serta menggunakan fitur voice command untuk menjawab pesan atau mengarahkan navigasi.
Secara umum, fitur Roadsync memang bisa memudahkan pengendara dalam mengakses smartphone, tanpa harus berhenti atau memegang dengan tangan. Namun bila mengingat harganya yang tembus Rp 59,650 juta, fitur yang disajikan CUV e: terbilang sederhana saja.
Baca juga: Update Harga BBM Pertamina Jelang Lebaran, Pertamax Turun
Usai membahas soal tampilan yang mengkombinasikan desain futuristis dan fitur-fitur unggulan dari Honda CUV e:, kini saatnya mengulas rasa berkendara dari motor listrik ini.
Saat berada di balik kemudinya, terasa posisi duduk yang cukup ergonomis. Buat test rider setinggi 163 Cm, kaki masih agak jinjit. Tapi posisi tangan terbilang santai, khas motor perkotaan.
Ruang dek tengah cukup luas, bisa untuk menaruh tas atau barang. Posisi kaki juga bisa lebih fleksibel, menyesuaikan gaya berkendara.
Ketika diajak berkendara, terasa CUV e: lincah dipakai. Menariknya, rasa berkendara secara keseluruhan mirip membawa skutik seperti Scoopy atau Vario 125.
Baca juga: Daftar Terbaru Harga BBM Pertamina, Shell, BP, dan Vivo
Apalagi respons putaran gas juga lebih natural dibandingkan motor listrik kebanyakan, yang notabene terlalu ringan.
CUV e: terasa lebih berat dan penyaluran tenaganya linier, di mana terasa penyaluran torsi pada tiap putaran.
Honda CUV e: mengusung motor listrik bertenaga 6 kW atau setara 8 Tk pada 3.500 rpm dan torsi 22 Nm pada 2.300 rpm.
Kemudian, CUV e: punya tiga mode berkendara, mode ECON membatasi kecepatan maksimal di kisaran 60 Kpj. Sementara di mode Sport tembus 80 Kpj. Mode ECON yang bisa membawa motor sampai jarak tempuh maksimal 80 Km, sangat cukup dipakai di perkotaan yang macet.
Meskipun karakternya lambat, tapi tenaganya cukup untuk satu orang penumpang. Sementara itu, mode Standart cocok dipakai saat berboncengan atau butuh kecepatan yang lebih tinggi. Pada mode ini juga cukup bertenaga buat menyalip motor lain di jalan.
Baca juga: AHM Perkuat Ekspor Motor ke Filipina dan Vietnam
Sedangkan mode Sport bisa dipakai saat butuh akselerasi lebih kuat, atau saat menanjak. Selain itu, cocok juga buat yang ingin kejar waktu, karena motor bakal lebih responsif.
Tapi konsekuensinya, jarak tempuh bakal berkurang dan konsumsi baterai menjadi lebih boros, dan mungkin kurang sesuai dengan karakter beberapa pengendara, karena akselerasinya bakal lebih mengentak.
Saat berada di mode Sport, menyalip skutik berkapasitas 110 cc bukan pekerjaan sulit. Bahkan ketika bersaing dengan skutik 125 cc di jalan, CUV e: tidak memalukan. Dengan rangka dan konstruksi khas skutik konvensional, ngebut dengan CUV e: terasa menyenangkan.
Singkatnya, CUV e: bisa dengan mudah berubah karakter. Dari motor listrik perkotaan yang hemat daya dan punya akselerasi lembut di mode ECON. Kemudian, berpaling menjadi motor listrik bertenaga dan asyik dikendarai.
Baca juga: Rupiah Melemah, Harga Motor Honda Bakal Naik?