Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Hybrid Berisiko Terbakar, Lexus Bilang Belum Pernah Ada Kasus

Kompas.com - 28/11/2024, 11:02 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Belum lama ini, dalam satu diskusi, mobil bahan bakar konvensional dan mobil hybrid disebut sebagai mobil yang berisiko lebih mudah terbakar ketimbang mobil listrik.

Hal tersebut menjadi perhatian, sebab bicara produk, saat ini mobil listrik yang justru mendapat sorotan mengenai keselamatan. Terutama pada risiko kebakaran karena kerusakan atau malfungsi baterai.

Baca juga: Cara Menilai Harga Pasaran Mobil Bekas Agar Tidak Tertipu

Menanggapi bahwa mobil hybrid disebut punya risiko mudah terbakar, General Manager Lexus Indonesia Bansar Maduma mengatakan, belum pernah ada laporan mobil hybrid Lexus terbakar.

Lexus LM jadi salah satu primadona di GIIAS 2024Kompas.com/Donny Lexus LM jadi salah satu primadona di GIIAS 2024

"Kami fokus pada risikonya saja, ini masih berisiko kan (namun) secara fakta berapa persen (yang terbakar). Kami terutama Lexus ialah bagaimana bisa meminimal risiko itu pasti pertama dari teknologinya," kata Bansar kepada Kompas.com, Selasa (26/11/2024).

"Teknologi hybrid-nya bagaimana, kan pasti berbeda setiap trennya. Kalau kami secara Lexus sudah terbukti, kenapa, Lexus itu sudah jualan hybrid sejak 2005, tapi tidak ada laporan kebakaran. Bukan Indonesia ya seluruh dunia," ujar Bansar

Bansar mengatakan, model hybrid pertama Lexus ialah Lexus ES hybrid. Selama itu pula pihaknya belum pernah mendengar mobil sedan eksekutif tersebut terbakar.

Baca juga: Luhut Indikasikan Penerapan PPN 12 Persen Ditunda, Ini Alasannya

"Tapi sebetulnya begini, lihat dari populasi. Populasi hybrid yang terbakar versus populasinya, kemudian EV (yang terbakar) juga versus populasinya. Terus kemudian juga kita harus bikin diferensiasi penyebab kebakarannya apa," katanya.

Lexus RX 350h Luxury KOMPAS.com/Adityo Wisnu Lexus RX 350h Luxury

"Paling penting ialah bagaimana kita bisa meminimalisir resiko, risiko (mobil terbakar) selalu ada. Tapi bagaimana kita bisa meminimalisir itu. Itulah yang sebetulnya dikedepankan, terutama di Lexus," ungkap Bansar.

Data mengenai risiko kebakaran mobil listrik dijabarkan oleh Prabowo Kartoleksono, Wakil Ketua Penelitian dan Pengembangan Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo).

Data diungkap dalam diskusi bertajuk "Revolutionizing EV Safety in Indonesia: Breaking Solutions with Innovation" yang diselenggarakan oleh PT Famindo Alfa Spektrum Teknologi (FAST) pada Senin, 25 November 2024.

Baca juga: Wajib Perhatikan Usia Aki Saat Memilih Mobil Bekas

Kondisi mobil yang terbakar usai terlibat kecelakaan di depan Perumahan Navapark, Jalan Foresta, BSD, Kabupaten Tangerang, Kamis (14/11/2024). Dokumentasi BPBD Kabupaten Tangerang Kondisi mobil yang terbakar usai terlibat kecelakaan di depan Perumahan Navapark, Jalan Foresta, BSD, Kabupaten Tangerang, Kamis (14/11/2024).

Disebutkan bahwa mobil listrik justru merupakan kendaraan yang paling aman. Menurut data, mobil bahan bakar konvensional (ICE) memiliki risiko kebakaran 61 kali dan mobil hybrid berisiko 139 kali lebih tinggi dibandingkan mobil listrik.

Perbandingnnya dari 100.000 unit kendaraan, kemungkinan mobil listrik terbakar hanya 25 unit atau 0,025 persen. Adapun mobil ICE memiliki risiko sebanyak 1.529 unit atau 1,529 persen.

Kemudian mobil hybrid (HEV/PHEV) memiliki kemungkinan kebakaran yang paling tinggi. Dari 100.000 unit kendaraan, kemungkinan kebakaran mencapai 3.474 unit atau 3,474 persen.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau