Maung Garuda Jadi Mobil Menteri, Jadi Kebanggaan bagi Pindad

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden RI Prabowo Subianto menginstruksikan kepada para menteri dan pejabat eselon I untuk menggunakan Maung buatan Pindad sebagai mobil dinas. Pengamat otomotif menyebut langkah ini merupakan kebanggaan bagi Pindad.

Bebin Djuana, pengamat otomotif, mengatakan, dirinya hampir tidak percaya menteri Kabinet Merah Putih beserta eselon I diharuskan pakai Maung Garuda. Namun, dia juga mempertanyakan apakah Maung Garuda sudah disiapkan hingga ratusan unit.

Baca juga: Maung Pindad Bakal Gantikan Toyota Crown Jadi Mobil Menteri

"Harga per unitnya berapa? Mudah-mudahan tidak semahal mobil listrik karena dibayar dengan uang rakyat," ujar Bebin, saat dihubungi Kompas.com, Senin (28/10/2024).

Dok. PT Pindad Spesifikasi mobil MV3 Garuda Limousine dipakai Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat pelantikan, Minggu (20/10/2024)

"Adalah baik ketika pemerintah ingin menghadirkan mobil perdana karya anak bangsa dipakai oleh pejabat-pejabat pemerintahan, paling tidak memberi contoh mau memakai produk sendiri. Apa jadinya jika hanya mengimbau tanpa memberi contoh?" kata Bebin.

Bebin menambahkan, ketegasan Presiden RI dibutuhkan supaya mobil itu terus dipakai sehari-hari. Penalti ditegakkan jika pejabat yang bersangkutan hanya memakai sesekali dan lebih menyukai mobil-mobil mewahnya yang ada di garasi.

Baca juga: Presiden Prabowo Instruksikan Menteri Tidak Pakai Mobil Impor, Diganti Maung Pindad

"Lagi-lagi dibutuhkan keteladanan dan secara teknis Pindad butuh masukan dari pengguna, pada kilometer sekian keluhan ini, kilometer sekian keluhan itu, untuk menetapkan langkah-langkah perbaikan. Tidak ada produk yang lahir sempurna!" ujarnya.

Dok. PT Pindad Mobil MV3 Garuda Limousine dipakai Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat pelantikan, Minggu (20/10/2024)

Menurut Bebin, berkaitan dengan semangat beralih ke mobil listrik atau bentuk kendaraan lainnya bisa dirintis kemudian dengan melibatkan pihak swasta. Jadi, jangan semuanya diserahkan pada Pindad.

"Tahap awal seperti sekarang, Pindad perlu fokus pada produk barunya, Maung Garuda belum berjalan 10.000 km, apalagi sampai 50.000 km, dan 100.000 km, untuk dipersiapkan langkah-langkah perbaikannya," kata Bebin.

Bebin menambahkan, mungkin saja persiapan produk kendaraan listrik hasil karya sendiri bisa dimanfaatkan oleh pejabat eselon II ke bawah, sampai ke daerah, dan desa-desa.