Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komponen Revo AT yang Bisa Kanibal dari Skutik Honda Lain

Kompas.com - 19/09/2024, 15:01 WIB
Gilang Satria,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Populasi Honda Revo AT tidak sebanyak Revo Absolute yang merupakan bebek “tulen”. Wajar, sebab saat dijual medio 2010-2013 penjualannya tidak sebesar saudaranya.

Revo AT motor ini merupakan perpaduan antara motor bebek dengan matik. Tampangnya bebek tapi transmisinya CVT.

Baca juga: Tanggapan Hyundai Soal Rumor Kehadiran Creta N Line

Meskipun menawarkan konsep yang unik, penerimaan pasar terhadap Revo AT tidak sebesar yang diharapkan. Munculnya skutik dengan desain dan fitur yang lebih beragam jadi salah satu alasan Revo AT kalah bersaing.

Honda Revo AT 2010Foto: KOMPAS.com/Gregy Honda Revo AT 2010

Namun karena populasinya yang terbilang tak banyak atau sedikit di jalan justru membuatnya saat ini punya pesona tersendiri buat "dipelihara."

Gregy Hardianto, pemilik Revo AT 2010 mengatakan, memelihara Revo AT pada dasarnya tidak sulit karena mirip dengan perawatan motor matik biasa.

“Kalau dibilang sama mungkin sama saja dengan perawatan motor matik yang lain, cuma mungkin kesulitannya saat ini adalah ketersediaan sperapart yang tidak terlalu banyak,” ujar Gregy kepada Kompas.com, Rabu (18/9/2024).

Baca juga: Pertamina Enduro VR46 Pede Bisa Raih Hasil Maksimal di MotoGP Emilia Romagna

Untungnya kata “McGregor” panggilannya, beberapa suku cadang Revo AT bisa subtitusi dari motor Honda yang lain.

Honda Revo AT 2010Foto: KOMPAS.com/Gregy Honda Revo AT 2010

“Ada beberapa komponen yang masih sama dengan Honda lain, terutama Revo Absolute yang versi bebeknya. Terus misalnya rolernya sama seperti Vario 110 (karburator),” katanya.

Baca juga: Mau Beli Mobil Tua Bekas, Wajib Perhatikan Masalah AC

“Kalau dengan Revo Absolute itu seperti head lamp, sokbreker dan lain-lain. Tapi banyak juga yang tidak sama seperti V-Belt dan pulley,” kata Gregy.

Gregy mengatakan, harga pasaran Revo AT saat ini bervariasi tergantung kondisi. Namun mayoritas masih terjangkau.

“Berdasarkan marketplace Facebook, untuk pajak mati sekitar Rp 4 juta-Rp 5 jutaan. Tapi kalau pajak hidup bervariasi, dari Rp 7 juta – Rp 10 jutaan juga ada,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau