JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian RI (Kemenperin) percaya popularitas mobil listrik berteknologi hibrida atau hybrid electric vehicle (HEV) di Indonesia bisa terus melaju meski tanpa insentif.
Hal tersebut, sebagaimana dikatakan Plt Direktur Jenderal Industri, Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Putu Juli Ardika yang tergambar pada penjualannya hingga Juli 2024.
"Kita tidak usah khawatir, karena yang peminat kendaraan hybrid itu masih sangat tinggi, lihat di jalan sudah banyak," katanya, Selasa (20/8/2024).
Baca juga: Sabuk Baja CVT Bisa Putus, Jangan Sampai Mengalami!
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), tercatat penjualan HEV terus mencatatkan tren positif hingga Juli 2024.
Bahkan pada awal semester II/2024, kendaraan ini berhasil mencetak rekor penjualan terbanyak yang mencapai 4.935 unit atau naik 19 persen dari satu bulan sebelumnya.
Dalam kesempatan itu pula, Putu kembali menegaskan menurut arahan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam waktu dekat belum ada rencana perluasan insentif untuk hybrid.
Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan kebijakan tersebut akan dibahas pada pemerintahan baru nantinya.
Baca juga: Tiga Komponen yang Sering Bermasalah pada Mobil Hybrid
Ia lantas menceritakan awal mula ide insentif mobil hybrid muncul, lantaran melihat Thailand yang sudah dua kali mengguyur insentif serupa pada kendaraan elektrifikasi.
"Ini membuat investor berpikir kembali untuk melirik Indonesia," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.