KLATEN, KOMPAS.com - Salah satu kewajiban pengguna kendaraan roda empat, yaitu memeriksa kesiapan sebelum dioperasikan, termasuk memeriksa level coolant.
Coolant merupakan cairan pendingin sebagai penstabil suhu kerja mesin, sehingga tak terjadi panas berlebihan yang dapat merusak komponen.
Sebagai informasi, pengisian coolant pada reservoir tak boleh melebihi batas maksimalnya. Lantas, kenapa demikian?
Baca juga: Seberapa Penting Peran Air Coolant pada Radiator Mobil?
Hardi Wibowo, Pemilik Aha Motor Yogyakarta mengatakan reservoir atau tangki cadangan pada radiator tak hanya sebagai penampung coolant tapi juga sebagai parameter.
“Ada dua garis batas maksimal dan minimal di reservoir, garis tersebut untuk mempermudah konsumen mengamati siklus sirkulasi coolant,” ucap Hardi kepada Kompas.com, Kamis (15/8/2024).
Hardi mengatakan, bila pengisian coolant di reservoir terlalu penuh maka pengamatan menjadi lebih susah, artinya ada dua kemungkinan normal atau abnormal.
Baca juga: Interval Ganti Cairan Coolant Aftermarket pada Mobil
“Nantinya, saat coolant panas dan bertekanan tinggi, sebagian akan mengalir ke reservoir, bila isinya terlalu penuh maka akan tumpah,” ucap Hardi.
Menurut Hardi, dengan mengisi coolant tidak melebihi batas maksimal akan lebih mudah membedakan ketika terjadi siklus sirkulasi coolant abnormal.
“Jika coolant yang mengalir ke reservoir sampai tumpah, artinya tekanannya berlebihan, bisa karena terjadi overheat atau coolant mendidih,” ucap Hardi.
Baca juga: Kenali Tanda Air Coolant Radiator Mobil Sudah Perlu Diganti
Sedangkan bila coolant yang mengalir ke reservoir tak berlebihan, bisa terbilang normal. Maka dari itu, menurut Hardi pengisian tak boleh berlebihan agar mempermudah pengguna mendeteksi keabnormalan pada sistem pendingin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.