JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lama ini, beredar video viral di media sosial yang memperlihatkan warung pinggir jalan menjual bensin eceran. Uniknya, bensin eceran tersebut disimpan di dalam lemari pendingin atau kulkas.
Video tersebut diunggah oleh akun Instagram @sekitarsurabaya.id. Pada video, terlihat pedagang memiliki kulkas khusus untuk menyimpan bensin eceran.
Baca juga: Video Viral, Beli Bensin Eceran Campur Air Motor Jadi Brebet
Ternyata, menyimpan bensin di dalam lemari pendingin ada manfaatnya. Pasalnya, bensin yang memiliki temperatur rendah dapat memberikan dampak positif.
View this post on Instagram
Tri Yuswidjajanto Zaenuri, dosen Fakultas Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB), mengatakan, temperatur bensin yang lebih rendah memiliki densitas bensin yang lebih tinggi.
"Nilai kalor atau kandungan energi bensin itu 40 megajoule per kilogram (MJ/kg). Pada temperatur 30 derajat Celcius, kandungan energi bensin adalah 0,73 kg/L dikalikan dengan 40 MJ/kg, hasilnya 29,2 MG/L," ujar Yuswidjajanto, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.
Baca juga: Tips Lolos Tilang Uji Emisi, Jangan Beli Bensin Eceran
"Sedangkan, pada temperatur 10 derajat Celcius, kandungan energi bensin adalah 0,745 kg/L dikalikan 40 MJ/kg, hasilnya 29,8 MJ/L. Kita beli bensin dalam satuan rupiah per liter. Jadi, ketika dingin, kita membayar yang sama, tapi dapat energi lebih banyak," kata Yuswidjajanto.
Yuswidjajanto menambahkan, temperatur rendah berhubungan dengan densitas yang lebih tinggi. Sehingga, menambah jumlah massa bensin yang diinjeksikan.
"Dengan akibat memperpendek waktu injeksi dan memperpendek waktu tunggu terjadinya pembakaran, sehingga daya bertambah," ujarnya.
Menurutnya, mencampur bensin dengan temperatur yang rendah juga tidak akan memberikan dampak negatif pada mesin atau sistem pembakaran.
Yuswidjajanto mengatakan, menjual bensin dengan menyimpannya di dalam kulkas akan menguntungkan pembeli. Tapi, bagi si penjual, biayanya jadi bertambah, karena harus membayar listrik untuk daya yang dikeluarkan kulkas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.