JAKARTA, KOMPAS.com - Mobil hybrid bisa jadi solusi kalau mau memiliki kendaraan yang hemat BBM. Tersedia banyak pilihan kalau sekarang, baik dari merek Asia seperti Jepang dan China, bahkan sampai Eropa.
Cuma kalau mau tidak repot, bengkel spesialis mobil hybrid menyarankan buat beli kendaraan dari merek Jepang saja daripada Eropa seperti Inggris atau Jerman. Kalau rusak bikin pusing kepala.
Thayne Lika Atau akrab disapa Lung Lung, CEO Dokter Mobil Indonesia, menyarankan untuk tidak beli mobil hybrid keluaran merek Eropa karena komponen hybrid yang cenderung ribet dan sulit untuk perawatannya.
Baca juga: Cara Cek Baterai Mobil Hybrid yang Sudah Lemah
"Kalau Mercedes-Benz, BMW, Audi, saya tidak sarankan untuk hybrid, benar-benar puyeng. Kita waktu belajar (servis hybrid), sparepart mahal, lalu komponen bisa aneh-aneh. Misal pelat pendingin sendiri, jenis baterai aneh-aneh," ucap Lung Lung di Jakarta belum lama ini.
Bahkan, dia dan tim pernah membongkar Range Rover hybrid di Malaysia dan menemukan harga sparepart bisa dua kali dari mobilnya yang dibeli secara bekas.
"Itu sparepart-nya mahal, inverter 70.000 Ringgit (Rp 239 jutaan). Mobilnya sekarang yang seken saja 30.000 Ringgit (Rp 100 jutaan). Jadi enggak ada yang kuat beli lagi," kata Lung Lung.
Baca juga: AHM Gelar Kontes Layanan Honda Nasional ke-15
Saran dari Lung Lung, kalau memang mau beli mobil hybrid, bisa mengacu ke Toyota dan Honda. Sistemnya sudah umum, artinya mudah diperbaiki, masalahnya bisa ditangani dan tentu sudah banyak refurbished kalau cari baterai bekas.
"Sistem (hybrid) paling bagus Toyota. Honda itu masalahnya di inverter, setelah beberapa tahun. Kalau Toyota biasanya baterai, maksudnya masih wajar (karena pemakaian)," kata Lung Lung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.