Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaga Kecepatan Berkendara Saat Melewati Jalan Berlubang

Kompas.com - 08/08/2024, 12:12 WIB
Selma Aulia,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

DEMAK, KOMPAS.com - Jalan rusak masih sering ditemui di sejumlah daerah di Indonesia, hal ini tentu merugikan dan bisa membahayakan keselamatan berkendara.

Seperti yang terjadi di jalan Desa Ngemplik, Kecamatan Karanganyar, Demak, Jawa Tengah, terdapat lubang beruntun sekitar 10 meter yang sering menyebabkan kecelakaan.

Baca juga: Anggaran Terbatas, Jalan Berlubang Penyebab Kecelakaan di Demak Diperbaiki Bertahap

Hal ini tentu membuat pengendara bermotor harus berhati-hati dan menjaga kecepatan berkendara.

Kondisi jalan berlubang di Akses Kalimalang, Cibitung, Kabupaten Bekasi menuju arah Karawang, Senin (22/5/2023). Lubang berdiameter kurang lebih 70 centimeter dengan kedalaman sekitar 15 centimeter itu membuat para pengendara kesulitan.KOMPAS.com/JOY ANDRE T. Kondisi jalan berlubang di Akses Kalimalang, Cibitung, Kabupaten Bekasi menuju arah Karawang, Senin (22/5/2023). Lubang berdiameter kurang lebih 70 centimeter dengan kedalaman sekitar 15 centimeter itu membuat para pengendara kesulitan.

Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving and Consulting Jusri Pulubuhu (JDDC) menyarankan, nomor satu agar aman, sebaiknya menjaga kecepatan.

Jusri mengatakan, melaju dengan kecepatan tinggi sangat berbahaya karena pengendara tidak bisa mengendalikan penuh kendaraan dalam kondisi darurat.

"Bila rem mendadak kondisi darurat, pasti lebih aman. Dalam kecepatan tinggi, pengendara yang melintas kemungkinan oleng saat menghajar lubang," kata Jusri, kepada Kompas.com, belum lama ini.

Baca juga: Kasus Bocah 9 Tahun Menyetir Mobil dan Menabrak, Apakah Bisa Ditilang?

Supaya tidak menyebabkan kecelakaan, Jusri menyarankan pengendara motor untuk tetap menerjang lubang sambil mengurangi kecepatan berkendara, jika kondisi lalu lintas padat.

"Menghindari lubang bila ruang geraknya padat, bahaya. Mending diterjang tapi kontrol pengendalian biar tidak oleng," kata Jusri.

Meski begitu, ada tekniknya agar pengemudi tidak oleng, yaitu posisi bahu tegak dan tumpuan bobot tak cuma pada bagian tubuh tertentu, contohnya tangan dan pantat.

"Enggak beda jauh teknik pada motor cross. Tumpuan beban di bahu dibagi ke seluruh tubuh hingga pantat. Bisa pegangan, tapi tetap kontrol pada laju kendaraan," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau