Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merek China Merangsang Pasar, tapi Daya Beli Belum Imbang

Kompas.com - 30/07/2024, 07:02 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penjualan mobil baru pada 2024 di Indonesia diprediksi tidak sampai 1 juta unit. Penurunan penjualan ini disebabkan daya beli masyarakat yang melemah.

Agus Purwadi, peneliti otomotif dan Akademisi ITB Bandung, mengatakan, penyebab penjualan mobil baru turun sebab beban kelas menengah sangat tinggi dan tidak mampu beli mobil baru.

Baca juga: Altic Gelar Touring Sambil Kampanyekan Gerakan Karbon Netral

Kehadiran beberapa merek China di pasar otomotif Indonesia memang merangsang pasar. Namun, harga mobil dan daya beli konsumen belum imbang.

Tim Oto Journey saat menjajal Toyota Yaris Cross HEV dan Toyota Innova Zenix HEV dari Jakarta ke Surabaya.Dok. Kompas.com Tim Oto Journey saat menjajal Toyota Yaris Cross HEV dan Toyota Innova Zenix HEV dari Jakarta ke Surabaya.

“Saya senang ada pemain kita yang sudah membuktikan kompetitif, di negara manapun kompetitif, dilarang, di Amerika dikasih pajak 200 persen, jadi di ASEAN ini (muaranya), kita jadi dapat produk yang baik dan terjangkau. Jadi bagus,” kata Agus di Tangerang belum lama ini.

“Cuma pertanyaannya dengan kondisi sekarang ini, contohnya di MPV (BYD M6) membuat MPV harganya di bawah (Toyota Innova) Zenix, pertanyaannya pembelinya siapa, kalau pembelinya kelas menengah agak berat karena kita tahu uang muka berapa, bebannya kalau dihitung Rp 9 jutaan angsuran,” kata Agus.

Agus mencontohkan, mobil murah saat ini diwakili oleh segmen low cost green car (LCGC), namun harga LCGC yang pertama kali hadir pada 2013 lalu makin mahal dan kini hampir Rp 200 jutaan.

Baca juga: Hitungan Skema Sewa Baterai Mobil Listrik VinFast, Lebih Murah?

Alasan penjualan mobil baru di Indonesia tak bergerak dari 1 juta unit dalam waktu satu dasawarsa yaitu karena perdapatan perkapita naik tapi uangnya tidak bisa mengejar harga mobil karena inflasi.

Toyota Calya 1.2 G AT di GIIAS 2023KOMPAS.com/DIO DANANJAYA Toyota Calya 1.2 G AT di GIIAS 2023

Sebagai contoh saat meluncur pada 2003 harga Toyota Avanza tak sampai Rp 100 juta (Tipe G Rp 99,5 juta). Saat ini pendapatan masyarakat naik tapi harga Avanza paling murah (Juli 2024) sudah Rp 239 jutaan.

Baca juga: Lexus LM Jadi MPV Terfavorit di GIIAS 2024

“Kelas LCGC saja sudah naik Rp 200 jutaan itu sudah bisa mungkin terganggu, karena situasi kita itu dijelaskan bahwa kelas menengah sudah tertekan untuk konsumsi sudah lebih besar,” kata Agus.

“Jadi makanya larinya karena tidak mampu ke mobil bekas,” ujarnya.

Agus mengatakan segmen yang tumbuh ialah mobil bekas dengan penjualan mencapai 1,5 juta unit per tahun. Itu pun perkiraan karena fakta di lapangan diyakini lebih banyak, hanya saja tidak terekam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau