JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat otomotif sekaligus peneliti senior di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (LPEM FEB) Universitas Indonesia Riyanto menyebut pasar kendaraan mobil bekas saat ini telah mendistrupsi penjualan mobil baru.
Hal tersebut dikarenakan adanya celah atau ruang kosong yng cukup besar antara kenaikan harga mobil tiap tahun dengan pertumbuhan pendapatan masyarakat di Indonesia (pendapatan perkapita).
"Sehingga orang-orang bergeser karena harga mobil baru tidak terjangkau dengan pendapatannya. Kita lihat di Jawa, itu 65 persen pembeli mobil pada tahun 2022 itu membeli mobil bekas," kata dia belum lama ini.
Baca juga: Daftar Harga Honda Brio Bekas, Dijual mulai Rp 100 Jutaan
Lebih jauh, Riyanto menyampaikan pada periode 2000-2013 pergerakkan kenaikan harga mobil dengan pendapatan terus selaras. Di mana, selama kurun waktu itu pendapatan perkapita naik 28,2 persen sementara harga mobil 21,2 persen.
Sedangkan pada 2013-2022, perkembangan pendapatan hanya naik 3,65 persen per tahun saja padahal laju kenaikan harga pangan termasuk mobil tidak ikut untuk melambat. Alhasil, penjualan rata-rata turun 1,64 persen.
"Pada waktu bersamaan porsi penjualan mobil bekas selama 2013-2015 mulai naik. Sekarang ini bahkan saya prediksi angkanya mencapai 1,4 juta per tahun," ungkap Riyanto.
"Membeli mobil bekas memang bukan tujuan orang, tentu mereka pengennya beli mobil baru. Namun perbedaan harga antara mobil baru dengan mobil bekas makin lebar, depresiasinya cukup tinggi sehingga jadi alternatif," kata dia.
"Apalagi pasar mobil bekas dalam 10 tahun belakangan ini sudah transparan. Para konsumen tidak lagi 'beli kucing dalam karung', cacatnya dikasih tahu bahkan ada yang memberikan asuransi," lanjutnya.
Baca juga: Telat Ganti Oli Transmisi Matik Bisa Sebabkan Shifting Bunyi Jedug
Oleh karena itu, pemerintah bersama pelaku industri perlu memikirkan strategi dan upaya untuk mengatasi kondisi tersebut. Sehingga industri atau bisnis kendaraan di Indonesia tetap berjalan optimal secara beriringan.
"Sebenarnya pasar kita sudah mencapai 2 juta unit lebih per-tahun, tetapi memang 1,4 juta-nya berada di mobil bekas," kata Riyanto.
"Solusi jangka pendek untuk meningkatkan pasar mobil baru, adalah meningkatkan pendapatan per kapita dan mempengaruhi penurunan harga mobil," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.