JAKARTA, KOMPAS.com - Ban pecah adalah salah satu momok yang ditakuti oleh para pengendara, terutama saat berkendara pada kecepatan tinggi di jalan raya. Kejadian ini bisa menyebabkan kecelakaan serius, bahkan fatal.
Risiko pecah ban dapat meningkat dalam berbagai kondisi, seperti tekanan angin yang tidak sesuai, cuaca ekstrem, dan kecepatan tinggi.
"Penyebab utama pecah ban umumnya adalah tekanan angin di bawah standar. Ban dengan tekanan rendah akan lebih melentur dibanding ban dengan tekanan normal dan menyebabkan lebih banyak pergerakan di struktur bagian dalam ban," kata Fisa Rizqiano, Deputy Head of Original Equipment (OE) Bridgestone Indonesia, kepada Kompas.com, Rabu (26/6/2024).
Baca juga: TRAC Sediakan Mobil Rental buat The Grand Mansion
Fisa menjelaskan bahwa struktur ban yang terus bergerak akibat tekanan angin yang tidak memadai akan menghasilkan panas berlebih, yang pada akhirnya dapat menyebabkan ban pecah.
"Pada akhirnya, pergerakan struktur di bagian dalam ban itu mengakibatkan ban pecah karena panas yang timbul, terlebih pada kondisi cuaca sangat panas," tambahnya.
Untuk menghindari risiko pecah ban, pengendara disarankan untuk rutin memeriksa tekanan angin ban dan memastikan bahwa ban berada dalam kondisi baik sebelum memulai perjalanan.
Selain itu, penting juga untuk tidak mengabaikan tanda-tanda keausan pada ban, karena ban yang sudah aus lebih rentan terhadap pecah saat digunakan.
Baca juga: PO Rimba Raya Tambah Bus Pariwisata Baru, Pakai Jetbus 5
Dengan memperhatikan kondisi ban dan melakukan perawatan yang tepat, pengendara dapat meminimalkan risiko kecelakaan yang disebabkan oleh pecah ban, sehingga perjalanan menjadi lebih aman dan nyaman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.