JAKARTA, KOMPAS.com - Aquaplaning merupakan peristiwa yang membuat kendaraan seperti melayang. Ini terjadi lantaran kendaraan menerjang air di permukaan jalan.
Kecepatan kendaraan yang tinggi, membuat roda tidak napak sempurna dengan aspal ketika melibas genangan air. Alhasil bisa menyebabkan kecelakaan karena mobil menjadi tergelincir akibat kurang traksi.
Seperti kejadian yang diunggah oleh akun @lowslowmotif, Minggu (16/6/2023). Pada tayangan tersebut memperlihatkan tayangan pengemudi Innova Reborn yang melaju dengan kecepatan tinggi di bahu jalan tol.
Baca juga: Penjelasan Kenapa Ban Mobil Bisa Selip saat Lewat Tanjakan Curam
Pengemudi mobil berwarna hitam itu kemudian kehilangan kendali saat melewati jalan basah hingga akhirnya mobil tersebut berputar dan nyaris ditabrak oleh truk yang sedang melaju di belakangnya. Beruntungnya, truk tersebut bisa menghindar hingga tidak terjadi kecelakaan fatal.
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) mengatakan, kecepatan berkendara memang merupakan salah satu faktor yang menyebabkan aquaplaning.
“Aquaplaning itu penyebabnya karena faktor kecepatan pengemudi, kualitas ban, dan kondisi jalan. Ketika faktor ini sangat mempengaruhi satu sama lain,” ucap Sony.
View this post on Instagram
Agar terhindar dari bahaya aquaplaning, Sony mengimbau semua pengemudi untuk menjaga batas kecepatan ketika kondisi hujan atau jalanan basah, setidaknya di angka 40 kpj sampai 50 kpj.
“Saat kecepatan mobil rendah, hampir tidak mungkin bakal terkena aquaplaning. Soalnya ban masih punya peluang untuk memecah genangan air dan menapak di aspal,” kata Sony.
Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menjelaskan, fenomena aquaplaning pada mobil bisa melihat peristiwa batu tipis yang dilempar ke sungai, melayang karena kecepatan tinggi.
“Ketinggian roda melayang saat mengalami aquaplaning bervariasi tergantung dari seberapa cepat kendaraan tersebut melaju. Bisa saja satu cm, atau kurang. Tergantung dengan kecepatan kendaraannya,” ujar Jusri.
Jusri melanjutkan, langkah antisipasi yang bisa dilakukan adalah dengan menurunkan kecepatan saat akan melalui jalan yang basah. Jika sudah terlanjur mengalami aquaplaning, pengemudi tidak boleh panik apalagi mengerem kendaraan secara mendadak.
Baca juga: Cara Berikan Jalan Kendaraan Prioritas, Baiknya Minggir atau Berhenti?
“Jangan panik, jangan ngerem, jangan ngegas. Tahan saja. Nanti begitu ban itu melewati genangan air, dia akan kembali ke permukaan,” kata Jusri.
Mengerem kendaraan secara tiba-tiba justru dapat memperparah aquaplaning, dan membuat kendaraan menjadi semakin sulit untuk dikendalikan. Untuk itu Jusri menyarankan pengemudi untuk tetap tenang.
Keputusan paling bijak adalah membatasi kecepatan laju mobil saat kondisi jalan basah terlebih lagi hujan turun cukup lebat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.