JAKARTA, KOMPAS.com - Nissan sudah tidak berniat mengembangkan mesin pembakaran dalam lagi, ke depan sumber daya yang dimiliki Nissan bertujuan untuk mengembangkan kendaraan elektrik alias EV.
Keputusan Nissan ini berbeda dengan Toyota, Mazda, dan Subaru yang baru-baru ini mengumumkan akan bekerja sama untuk mengembangkan mesin pembakaran dalam atau ICE generasi berikutnya.
Baca juga: Kemenhub Rutin Periksa Bus Pariwisata Tiap Akhir Pekan
Toyota, Mazda, dan Subaru percaya mesin bensin dan solar masih punya tempat di era industri otomotif modern. Bahkan sebelumnya, Toyota menyebut EV cuma akan menguasai 30 persen pasar dunia.
Senior Vice-President dan Chief Planning Officer Nissan untuk Afrika, Timur Tengah, India, Eropa, dan Oseania (AMIEO), Francois Bailly, mengatakan, Nissan bakal berinvestasi di kendaraan listrik.
"Masa depan kami adalah EV. Kami tidak berinvestasi pada powertrain baru untuk ICE, itu sudah pasti,” ujar Bailly dilansir dari Motor1, Selasa (4/6/2024).
Bailly menyebutkan peralihan dari mobil bertenaga konvensional ke mobil listrik akan dilakukan melalui mobil hybrid lewat teknologi e-Power milik Nissan.
Baca juga: Cara Mendeteksi Kerusakan Transmisi Mobil Manual
Namun hanya karena Nissan tidak lagi berencana untuk mengembangkan mesin ICE bukan berarti peralihan ke model listrik terjadi dalam semalam.
Nissan menyelaraskan portofolionya dengan persyaratan di tiap regional sehingga penghentian model ICE terjadi secara bertahap, sambil memperbarui mesin ICE agar memenuhi peraturan gas buang yang lebih ketat.
Di sisi lain, Toyota mengerjakan tiga mesin 4-segaris hemat bahan bakar, Mazda ingin menggunakan kembali mesin rotari. Subaru mempersiapkan mesin hybrid baru. Sedangkan ingin sepenuhnya beralih ke listrik pada 2040.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.