Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Mobil Halangi Laju Ambulans Jenazah, Begini Aturannya

Kompas.com - 14/05/2024, 06:22 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Viral di media sosial video seorang pengemudi mobil yang merekam aksi iring-iringan pengantar jenazah di jalan raya.

Dalam video yang diunggah oleh akun @lowslowmotif, Senin (13/5/2024), tampak pengemudi berkendara sambil merekam iring-iringan pengantar jenazah dan mobil ambulans. Untuk beberapa saat terlihat mobil yang dikemudikan oleh perekam tersebut tidak menepikan atau memberi jalan kepada mobil ambulans.

Pada narasi unggahan tersebut, sang pengemudi juga mempertanyakan terkait pengawalan pada mobil jenazah.

“Memang ngawal ambulance jenazah harus kayak gini ya?,” tulis unggahan itu.

Baca juga: Pembatasan Kendaraan di Indonesia Tidak Bisa Disamakan dengan Singapura

Masih banyak pengemudi yang belum paham bahwa ambulans jenazah merupakan salah satu kendaraan yang berhak mendapat prioritas di jalan. Untuk itu pengendara sudah seharusnya memberikan jalan bagi ambulans jenazah saat melintas di jalan raya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Lowslowmotif (@lowslowmotif)

“Kendaraan di sekitar ambulans harus segera mengurangi kecepatan dan berusaha menepi. Jadi saat pengemudi mulai mendengar suara sirene, mereka harus segera mengetahui asal suara dan mengambil tindakan untuk memberikan jalan bagi ambulans,” ucap Training Director The Real Driving Center (RDC) Marcell Kurniawan.

Menurut Marcell, ambulans seharusnya dapat berjalan dengan lancar asalkan semua kendaraan dapat bekerja sama untuk memberikan prioritas.

“Standar lebar jalan kolektor itu adalah 7 meter. Bila kendaraan kiri dan kanan berhenti dan menepi ambulans masih dapat melintas dengan lancar,” kata Marcell.

Hal senada juga diungkapkan oleh Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana. Menurutnya, pengendara wajib melihat ke sekeliling ketika mendengar suara sirene terutama di belakang. Jadi, ketika melihat ambulans maka bisa segera menghindar.

“Memang untuk menghindar membutuhkan waktu, oleh sebab itu pengendara dituntut untuk fokus. Jangan sampai tidak mengetahui keberadaan ambulans atau mungkin serba salah karena tidak paham aturan kemana harus menghindar,” ucapnya.

Baca juga: Masalah Sumbu Belakang, Chery Recall 420 Unit Omoda 5 di Indonesia

Ilustrasi ambulans.dok.Astra Ilustrasi ambulans.

Jika menilik aturan, dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, ada beberapa daftar kendaraan yang diprioritaskan diatur dalam pasal 134. Daftar ini diurutkan sesuai dengan peringkat urgensinya. Ambulans sendiri menempati urutan kedua, sedangkan iring-iringan pengantar jenazah berada di urutan keenam.

Pasal 134 menjelaskan bahwa pengguna jalan yang memperoleh hak utama didahulukan sesuai dengan urutan yang sudah ditentukan, berikut urutannya:

  1. Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas.
  2. Ambulans yang mengangkut orang sakit.
  3. Kendaraan untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan lalu lintas.
  4. Kendaraan pimpinan Lembaga Negara Republik Indonesia.
  5. Kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta lembaga internasional yang menjadi tamu negara.
  6. Iring-iringan pengantar jenazah.
  7. Konvoi dan/atau kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut pertimbangan petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Baca juga: Masalah Sumbu Belakang, Chery Recall 420 Unit Omoda 5 di Indonesia

Mengacu pada Pasal 287 ayat (4) undang-undang yang sama, bagi pengendara yang mengganggu kendaraan prioritas bersirene di jalan raya dikenakan ancaman kurungan maksimum 1 bulan atau denda maksimum Rp 250.000.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com