Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Google Maps, Dua Mobil Terjebak di Jalan Berlumpur Semalaman

Kompas.com - 23/04/2024, 14:21 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak sedikit pengemudi yang menggunakan aplikasi peta atau navigasi ketika menuju suatu lokasi, terlebih saat berkendara jarak jauh atau ke daerah yang belum pernah dilewati.

Meskipun dirancang untuk menampilkan rute terbaik, namun tak jarang peta digital mengalami kesalahan, seperti memberikan rute yang kurang tepat atau kurang sesuai dalam menentukan titik lokasi.

Seperti kejadian yang menimpa dua mobil, terjebak di jalan berlumpur yang berada di Kampung Cipari, Desa Cikahuripan, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (22/4/2024).

Baca juga: Kasus Chery Omoda E5 Tabrak Tembok Mal, Bagaimana Standar Keamanan Pameran Mobil?

Peristiwa bermula saat pengemudi mobil Hyundai bernama Lilis hendak mengambil barang yang tertinggal di Cikahuripan, Bogor. Saat itu ia berusaha mencari jalan memutar dengan cara mengikuti Google Maps dan mobil Honda Jazz di depannya.

Apesnya, kedua mobil itu malah terjebak di jalan yang berlumpur dan berbatu karena mengikuti Google Maps. Alhasil kedua mobil itu mengalami selip dan tidak bisa jalan.

Untuk mengevakuasi mobil tersebut, Lilis sampai meminta pertolongan dari Tim Reaksi Cepat Radio Antar Penduduk Indonesia (TRC RAPI) Kabupaten Bogor.

Training Director The Real Driving Center (RDC) Marcell Kurniawan mengatakan, hal utama yang harus dipersiapkan jika bepergian menggunakan aplikasi peta adalah mengecek terlebih dahulu rute yang disarankan.

Kondisi mobil yang terjebak di jalan berlumpur gara-gara ikut google maps di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (22/4/2024) malamDok. Damkar Kabupaten Bogor Kondisi mobil yang terjebak di jalan berlumpur gara-gara ikut google maps di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (22/4/2024) malam

“Bila akan menempuh perjalanan jauh dan mengandalkan aplikasi peta, H-1 sebelum keberangkatan pengemudi sebaiknya mempelajari dan melihat kondisi melalui foto lokasi yang tersedia di aplikasi,” ucap Marcell.

Kemudian, jangan lupa untuk update informasi melalui aplikasi peta yang ada saat istirahat.

“Ketika sudah di perjalanan dan sedang istirahat, lihat lagi rutenya, diarahkan kemana. Kemudian bila rute yang disarankan berubah, segera pelajari lagi,” kata dia.

Lebih lanjut lagi, Marcell menyarankan, bila masuk ke daerah dengan sinyal yang minim, jangan andalkan aplikasi.

“Coba untuk bertanya arah dengan orang sekitar, agar tidak tersesat,” ucapnya.

Sementara itu, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana menambahkan, aplikasi petunjuk jalan seperti Google Maps atau peta digital lainnya, sebaiknya digunakan pengemudi sebagai referensi saja.

Pantau titik penyekatan lewat aplikasi peta digital google mapsKOMPAS.COM/STANLY RAVEL Pantau titik penyekatan lewat aplikasi peta digital google maps

“Aplikasi penunjuk arah sebaiknya digunakan sebagai referensi agar lebih mudah, dekat, aman dan arahnya jelas. Tidak disarankan mengandalkan 100 persen, karena nomor satu pengemudi harus paham dengan detail lokasinya,” ucap Sony.

Menurut Sony, hanya pengemudi pemula saja yang mengandalkan aplikasi seperti itu. Pasalnya, kalau sudah banyak pengalaman biasanya dalam mengambil keputusan akan banyak pertimbangan.

Baca juga: Mobil yang Jarang Dipakai Apakah Tetap Harus Servis Rutin?

“Berikutnya pengemudi sebaiknya tidak memaksakan diri. Artinya, kalau memang jalan tersebut tidak layak, ya jangan diteruskan. Kontak yang bersangkutan untuk minta supaya pertemuannya di geser ke area yang lebih aman,” kata Sony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau