Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang dengan Penyakit Jantung Jangan Mengemudi, Bahaya Mengintai

Kompas.com - 16/04/2024, 08:22 WIB
Daafa Alhaqqy Muhammad,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketika hendak melakukan perjalanan jauh menggunakan mobil, pengemudi dituntut untuk selalu responsif, mawas, dan sehat secara jasmani.

Satu hal yang harus diperhatikan, ada anjuran medis penting terkait kesehatan jasmani. Orang dengan riwayat penyakit jantung ternyata tidak dianjurkan untuk mengemudi mobil dalam waktu lama.

Pasalnya, perilaku ini dinilai bisa membahayakan dan berakibat fatal, bahkan tidak menutup kemungkinan jadi pemicu kecelakaan bahkan kematian.

dr. Farid Eka, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Universitas Negeri Malang, menjelaskan, ketika pengemudi duduk dalam waktu lama dan sedikit bergerak, peredaran darah menjadi kurang lancar.

Baca juga: Ada Aturannya, Jangan Asal Mengganti Headlamp Mobil

Penampakan mobil AK (61) sesaat setelah dievakuasi dari Jalan Kapten Tendean, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Selasa (10/10/2023).Dok. Polsek Mampang Penampakan mobil AK (61) sesaat setelah dievakuasi dari Jalan Kapten Tendean, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Selasa (10/10/2023).

Kondisi ini dinilai membahayakan bagi penderita penyakit jantung, karena bisa memicu gejala deep vein thrombosis (DVT) alias penyempitan pembuluh darah.

“Nyetir dalam waktu lama pastinya stasioner (tidak banyak bergerak), ini bisa memicu penyumbatan di arteri pembuluh darah besar, khususnya di tubuh bagian bawah dan paha,” ucapnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/4/2024).

Penyumbatan pembuluh darah berpotensi memicu pembekuan, dan bagi penderita penyakit jantung, kondisi ini bisa berakibat sangat fatal karena bisa menyebabkan serangan jantung.

Baca juga: Kemenhub Klaim Program Mudik Gratis Kurangi Kasus Kecelakaan

Ilustrasi pingsan atau kolaps, pingsan secara tiba-tiba termasuk salah satu gejala serangan jantung mendadak. Penyebab serangan jantung mendadak. Cara mencegah serangan jantung mendadak. Shutterstock/Anatta_Tan Ilustrasi pingsan atau kolaps, pingsan secara tiba-tiba termasuk salah satu gejala serangan jantung mendadak. Penyebab serangan jantung mendadak. Cara mencegah serangan jantung mendadak.

Farid yang juga membawahi bangsal Unit Gawat Darurat (UGD) mengatakan, tidak sedikit kasus kecelakaan terjadi akibat pengemudi mengalami serangan jantung mendadak.

“DVT meskipun ringan juga tetap bahaya, Karena kalau bekuan darah lepas dan terbawa sampai jantung bisa jadi acute coronary syndrom (ACS), alias serangan jantung,” kata dia.

Mengantisipasi bahaya ini, Farid menganjurkan penderita penyakit jantung supaya tidak lagi menyentuh setir kemudi mobil. Tugas mengemudi sebaiknya diserahkan kepada pihak yang kondisinya sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau